Sunday, October 9, 2016

Keping Hidup #1

Tulisan ini saya tulis 4 Januari 2015 lalu, saat saya berada di dalam pesawat. Saat itu saya sedang terbang menuju negara impian saya Jepang, dimana saya akan belajar bahasa dan melanjutkan studi gelar master. Tetapi dibalik perjalanan untuk mencapai mimpi, selalu ada perpisahan yang menyakitkan. Saat itu saya membiarkan diri saya tenggelam dalam kerinduan untuk sesaat, dan mempersilahkan otak dan tangan saya untuk mengukir pikiran.

Aku teringat saat kukatakan hal itu pada seorang kawan dekatku.

"Aku menantikannya dalam ketakutan. Saat ini aku merasakan terlalu banyak kebahagiaan. Ah, ini kebahagiaan yang menakutkan. Saat tawaku berlimpah ruah bahkan sampai ada tawa-tawa yang tak kusadari tersungging di bibirku ini, aku telah menyadari kejanggalan itu. Bukankah itu berarti ada pula tangis yang sedang membayangiku. Aku selalu menganggap hidup ini seperti yin yang. Jadi dengan sebahagianya aku saat ini, kesedihan seperti apa yang akan menghantamku nanti. Tidakkah itu mengerikan?"

Dan sekarang aku tahu. Hantaman pertamaku diberikan dengan bijak dan lugas oleh sebongkah baja besi bersayap yang terbang dengan kecepatan 970km / jam. Menarikku perlahan tetapi pasti dari kebahagiaan yang terang menderang. Meruntuhkan satu per satu pijakan nyamanku. Cukup menyakitkan untuk ukuran mentalku yang sekarang.

Aku tahu, walaupun jika dilihat dari sudut pandang lain orang - orang pasti berkata kesedihanku itu berstandard ganda. Banyak yang memimpikan apa yang kujalani sekarang. Tapi biarlah orang berkata apa, berikan aku kebebasan untuk menikmati segala melankoli hatiku ini sekarang. Biarkan air mataku mengucur semaunya. Bukankah itu memang cara teraman untuk menjalani hidup? Dengan menikmati segala kebahagiaan berikut kesedihannya. Tentu saja tanpa menghilangkan sujud dan kasih pada Sang Pencipta permainan ini. Ah, aku mencintaimu Tuhan. Aku mencintaimu dengan segala kebahagiaan dan kesedihan yang Kau limpahkan padaku.

Selamat malam dari atas awan. Langit di jendela sudah menghitam. Suhu diluar minus 40 derajat. Oyasuminasai.

04012015
Garuda Indonesia 
Flight No. GA 874
19.27 (Entah waktu bumi bagian mana)

No comments:

Post a Comment