Monday, October 17, 2011

Perkembangan Buddha Di Jepang


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Agama Budha diketahui muncul sejak lahirnya Sang Budha Sidharta Gautama pada abad ke enam. Hal tersebut menjadikan Budha sebagai kepercayaan tertua yang pernah ada. Agama Budha pertama kali dikenal dalam kebudayaan Masyarakat India, lalu dikembangkan oleh biksu – biksu India dan menyebarkan ke wilayah – wilayah sekitarnya. Penyebaran agama Budha oleh biksu India dipacah menjadi dua jalur, yaitu jalur utara dan selatan. Pada jalur selatan menuju wilayah Asia tenggara seperti Indonesia, Vietnam, Kamboja dan Negara – Negara lainnya. Sedangkan Jalur utara pada Asia Utara seperti Mongolia menuju Asia Timur di China, Korea, Tiongkok dan Jepang. Seiring dengan perkembangannya Budha sendiri telah menyentuh hampir seluruh wilayah Asia. Seperti yang telah dijelaskan, makalah ini akan membahas mengenai awal masuk dan perkembangan Agama Budha di Jepang.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Proses penyebaran agama Budha di Jepang?
2.      Bagaimana Jepang menanggapi masuknya agama Budha di Jepang?
3.      Bagaimana proses perkembangan Agama Budha di Jepang dari awal masuknya Agama Budha pada jaman Asoka sampai Jaman Kamakura?
4.      Apakah perbedaan Agama Budha di Jepang dengan Agama Budha di Negara – Negara lain?

1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui proses penyebaran Agama Budha di Jepang.
2.      Mengetahui tindakan – tindakan masyarakat Jepang dengan munculnya agama baru selain aliran kepercayaan mereka.
3.      Mengetahu proses perkembangan Agama Budha di Jepang dari jaman Asoka sampai Kamakura.
4.      Mengetahui perbedaan serta perbandingan Agama Budha di Jepang dan di Negara-negara lain.

1.4  Metode Penelitian
1.     1.  Mengikuti perkuliahan Nihon Shinkou.
2.     2.  Mencari referensi di perpustakaan- perpustakaan yang menyediakan materi – materi yang terkait dengan rumusan masalah.
3.     3.  Mencari data terbaru berupa makalah, thesis, ataupun artikel dari internet yang layak untuk dipertanggung jawabakan kebenarannya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Awal Mula Masuknya Agama Budha di Jepang
                Seperti yang telah diketahui awal mula Agama Budha berasal dari Negara India. Melalui jalur utara, India menyebarkan agama Budha sampai melewati Cina dan mulai masuk ke Jepang pada  tahun 522. Penyebaran dari India tersebut menggunakan perantara dari Kerajaan Cina, yaitu dengan dikirimnya Biksu muda ke Jepang oleh kerajaan Cina untuk menyebarkan agama Budha. Akan tetapi rakyat Jepang pada saat itu tidak begitu memberikan tanggapan terhadap penyebaran agama Budha tersebut.
            Awal mula masuknya agama Budha di Jepang dengan mulai mengalami tanggapan dari masyarakat Jepang dipercaya pada tahun 538 pada jaman Asoka melalui delegasi dari kerajaan Baekjae di Korea. Agama Budha sendiri dalam bahasa jepang disebut Bukkyo yang diambil dari dua kanji Butsu yang berarti Budha dan Kyo yang berarti ajaran atau aliran. Diketahui beberapa tahun setelah datangnya delagasi dari kerajaaan Baekjae Korea masuk pula buku – buku dan literatur Cina yang berisikan ajaran Agama Budha, buku – buku dan literatur tersebut masuk ke Jepang dari Cina pada masa Dinasti Sui. Literatur tersebut berjudul Jusichijono Kempo.
            Perkembangan agama Budha sendiri mengalai pasang surut sejak jaman Asoka sampai masa modern ini. Awal masuk dari agama Budha sendiri terjadi banyak penolakan dan pergolakan dari masyarakat sekitar yang secara empiris memiliki kepercayaan memuja banyak Dewa yang disebut kepercayaan Shinto.

2.2 Perkembangan Agama Budha pada Jaman Asuka dan Jaman Nara
            Perkembangan agama Budha pada jaman Asuka dan Jaman Nara  dapat pula disebut dengan babak awal kedatangan dan perkembangan Agama Budha di Jepang. Pada masa – masa awal penjajakan Agama Budha di Jepang yaitu dengan penyesuaian dan adaptasi terhadap kepercayaan asli rakyat Jepang, yaitu Shinto. Para biksu penyebar agama Budha tetap melaksanakan ritual – ritual pemujaan nenek moyang milik ajaran Shinto. Dengan begini agama Budha dapat terus berjalan dan berkembang tanpa mempengaruhi ajaran Shinto.
            Pada awal masuknya agama Budha di Jepang di jaman Asuka, banyak penolakan yang terjadi. Pada masa pemerintahan militer Oda Nobunaga, agama Buddha mengalami masa suram karena pemerintah saat itu bersikap antipati terhadap agama ini. Hal ini disebabkan karena pada masa itu muncul banyak pemberontakan oleh rakyat menentang pemerintah yang kebetulan didukung oleh pendeta Buddha khususnya dari sekte Tendai di kuil Hiei. Pemberontakan akhirnya berakhir dengan penyerbuan ke kuil di yang terletak di atas puncak bukit itu dan membunuh ribuan pengikutnya.
            Akan tetapi pada jaman Nara, kepercayaan Budha semakin berkembang. Penerapan ajaran agama Buddha dari China oleh Jepang berdasarkan latar belakang karakter kebudayaan China, di mana agama Buddha diterima oleh keluarga kaum bangsawan. Kaum bangsawan di Jepang pada waktu itu adalah kaum intelektual yang biasanya di Jepang juga para Damyo, kerabat kerajaan dan bangsawan – bangsawan lainnya. Begitu kaum bangsawan menerima agama Buddha, maka penyebarannya ke seluruh negeri berlangsung dengan cepat.
            Pada jaman Nara terdapat enam sekte agama Budha cukup terkenal dan memiliki cukup banyak pengikut. Kesemua sekte ini berasal dari Tiongkok dan penyebarannya melalui beberapa negara – negara. Enam sekte tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Sekte Kegon, yang dalam bahasa Tiongkok adalah Hua-yen mengambil dari aliran Avatamsaka. Mempunyai pandangan dan kepercayaan bahwa semua yang ada di dalam ini dapat berhubungan erat dengan kosmik yang terwujud di dalam tubuh Buddha.
  2. Sekte Ritsu, merupakan pengembangan dari aliran Vinaya. Lebih ditekankan pada disiplin (vinaya) serta semata-mata merupakan alternatif akademik. Pada saat penyelamat alam yang ideal yang diperkenalkan adalah apa yang diajarkan Lotus Sutra dan penekanannya pada peranan umat seperti penjelasan dalam Vimalakitri Sutra. 
  3. Sekte Kusha , yaitu aliran Abidharmakosha
  4. Sekte Shanron, mengambil dari aliran Tiga Kitab Suci dari Madyamika
  5. Sekte Hosso , mengambil dari aliran Dharmalaksana mengajarkan bahwa ada beberapa yang tidak bisa diselamatkan.
  6. Sekte Jojitsu,  menganut aliran Satyasiddhi-sastra
            Pada periode Nara para pengikut dari sekte – sekte tersebut masih dalam kalangan Bangsawan dan petinggi – petinggi Damyo. Hal tersebut dikarenakan  ritualnya yang masih rumit, perlu pengetahuan yang mendalam untuk mempelajarinya dan teks-teks ajaran Buddhanya yang pada saat itu masih menggunakan dengan huruf  Kanbun yaitu huruf – huruf Cina kuno.
                Selama periode Nara banyak biara yang dibangun, bangunan-bangunan sakral tersebut mengikuti Arsitektur Tang seperti biara terkenal Todaiji (terkenal dengan patung besar Buddha -Nara Daibutsu) dan biara Horyuji yang dibangun dengan bahan dari kayu dan berdiri sampai kini, biara Horyuji adalah bangunan yang dianggap tertua didunia yang dibuat dari kayu. Bangunan-bangunan yang bergaya arsitektur Tang lebih banyak dijumpai di Jepang daripada di Tiongkok sendiri, hal ini disebabkan oleh peperangan-peperangan atau bencana alam yang sering melanda Tiongkok dan bangunan-bangunan dari kayu lebih mudah terbakar.
            Selama pemerintahan Nara (710-884) sesungguhnya agama Buddha telah menjadi agama negara. Kaisar Shomu secara aktif telah mempropagandakan agama ini dan membuat patung Bud­dha yang besar di Nara serta menjadikannya sebagai pusat kebudayaan nasional. Di tiap propinsi dibangun pagoda-pagoda dan sistem pembabaran Dhamma yang efektif sesuai dengan keadaan setempat.          
2.3 Perkembangan Agama Buddha Pada Jaman Heian dan Kamakura
            Dimulai pada Jaman Heian dimana munculnya dua aliran atau sekte besar agama Buddha di Jepang.  Dua aliran tersebut adalah aliran Tendai dan Shingon. Kedua aliran tersebut bertujuan untuk menyatukan serta merakyatkan agama Budha pada seluruh masyarakat Jepang. Tidak hanya pada kaum bangsawan saja, akan tetapi juga para rakyatnya.
            Sekte Tendai didirikan di Tiongkok oleh biksu Zhiji pada tahun 550 M. Pada tahun 804 seorang biksu Jepang bernama Saicho atau Dengyo Daishi (767-822) datang ke Tiongkok dan belajar di gunung Tiantai, propinsi Jejiang dan kembali pada tahun 805 lalu mendirikan biara Enryakuji di gunung Hiei. Doktrin Tendai didasarkan pada Lotus Sutra dan populer di kalangan atas termasuk Kaisar Kammu. Sekte Tendai ini berpengaruh terhadap perkembangan sekte-sekte lainnya.
            Sekte Shingon atau "Kata Kebenaran" didirikan oleh biksu Kukai atau Kobo Daishi (774-835). Dia juga pergi ke Tiongkok dan belajar Buddhisme di Changan selama dua tahun dan kembali pada tahun 806, ia adalah seorang biksu yang berasal dari kelas bangsawan serta populer dan terkenal di Jepang. Kukai mendirikan biara di gunung Koya dekat Osaka. Sekte Shingon ini berfokus pada Buddha universal.
            Pada jaman Kamakura ada dua aliran yang diperkenalkan di Jepang dari Tiongkok yaitu sekte Jodoshu dan Zen, kedua sekte ini berfokus pada ajaran Amida (Amithaba atau O- mi-to-Fo) sebagai jalan menuju keselamatan manusia dan yang terakhir adalah sekte Nichiren. Ritual dan ajaran sekte-sekte ini lebih praktis, mudah diikuti dan tidak terlalu rumit serta popular dikalangan rakyat kebanyakan.
            Sekte Jodo Shu didatangkan dari Tiongkok oleh biksu Honen (1133-1212), ia mendirikan sekte ini pada tahun 1175. Honen mengecam formalisme dan kecendrungan biara Buddha yang menyendiri pada masa hidupnya. Sekte Zen juga berasal dari Tiongkok, sekte ini terbagi dalam dua cabang aliran yaitu aliran Rinzai dan aliran Soto. Sekte Zen memiliki keyakinan bahwa pencerahan yang sempurna dicapai dengan meditasi dibawah tuntunan seorang guru. Zen popular dikalangan Samurai yang menghargai disiplin diri dan tidak mementingkan pelajaran kitab suci. Dari sekte Zen ini muncullah banyak karya seni serta budaya baru di Jepang. Seperti lukisan – lukisan dan ukiran di wihara Zen yang unik dan juga Chanoyu serta Judo juga merupakan hasil budaya dan seni dari sekte Zen.
            Sedangkan Sekte Nichiren adalah sekte yang paling terkenal dan memiliki banyak pengikut sampai saat ini. Sekte ini didirikan pada tahun 1253 oleh seorang biksu Tendai berasal dari keluarga nelayan dari Kanto bernama Nichiren (1222- 1282), namanya menjadi nama sektenya sendiri dan dikenal juga dengan nama sekte Lotus. Ajaran Nichiren mengutamakan Sutra Lotus daripada Amithaba serta mantera "Nam-myoho-renge-kyo". Sekte Nichiren ini disebut juga sebagai Buddhisme Jepang dan sekte yang berasal dari Jepang sendiri dan pusatnya terletak di gunung Minobu sampai sekarang, pribadi Nichiren sering dianggap sebagai seorang yang berkarakter aggresif, dominan dan tidak toleran terhadap sekte-sekte Buddha lainnya di Jepang.
            Perkembangan agama Buddha di Jepang telah mengalami pasang surutnya dalam sejarah, pada masa pemerintahan Oda Nobunaga (1534-1582) dan Toyotomi Hideyoshi (1536-1598) yang dikenal pernah mengaggresi Korea dua kali pada abad ke-16, agama Buddha mengalami penindasan terutama dengan sekte Jodo. Popularitas dan pengaruh agama Buddha di Jepang berkurang mulai pada pertengahan abad ke-19 atau awal dari restorasi Meiji, karena digantikan oleh pengkultuskan terhadap Kaisar Jepang dan promosi Shinto sebagai agama negara, situasi ini mulai berubah setelah perang dunia kedua dan Jepang memasuki era demokrasi dan negara modern.

2.4   Perbandingan Ajaran Buddha Jepang Dengan Negara Lain
            Pada mulanya memang agama Budha masuk ke Jepang melalui Korea, Cina dan India. Akan tetapi seiring berkembangnya ajaran Buddha di Jepang, ajaran Budha di Jepang memiliki keunikan tersendiri dan perbedaan – perbedaan dalam dasar alirannya yang membedakan dengan Negara – Negara lain.
India merupakan asal muasal dari agama Budha yang berasal dari ajaran seorang petama yang bernama Sidharta Gautama dengan kitab Tripitaka. Adanya pepatah Ashy Ajatang Abhutang Akatang Asam Khatang “suatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan dan mutlak. Sedangkan di India sendiri sempat mengalami perpecahan dan kemrosotan sekitar 1.600 thn setelah budha meninggal, abad ke-12 budha benar2 sirna dari India. Lalu diperkenalkan dari Srilangka pada akhir abad ke-19 M, 700 thn sebelumnya tidak ada agama Budha di India.
            Di Korea penyebar aliran ajaran Budha memiliki dukungan yang cuup besar dari pemerintahnya. Kebanyakan oaring yang menganut agama Budha akan bernasib baik dengan adanya aliran dana dari pemerintah untuk mengembangkan ajaran Buddha. Walaupun di Korea terdapat “Human Right Watch”, akan tetapi pemerintah tetap memberikan keuntungan lebih pada para pemganut ajaran Budha. Hal tersebut menjadikan penganut Buddha di Korea mencapai 1.082.000 jiwa yaitu 40% dari jumlah seluruh penduduk Korea.
            Sedangkan di Cina, perbedaan mendasar terdapat alirannya. Rakyat Cina sangat menentang aliran Hinayana. Aliran Hinayana adalah aliran Buddha yang memilki aturan yang ketat dimana para pengikutnya harus meninggalkan kepentingan duniawi untuk beribadah. Sehingga menggunakan ajaran Buddha yang dapat berkolaborasi dengan budaya setempat dan tetap mempertahankan kepentingan – kepentingan duniawi seperti bekerja dan sebagainya.
            Sedangkan di Jepang sendiri banyak sekali keunikan serta budaya yang muncul karena pengaruh ajaran Buddha. Seperti seni Zen yang telah dijelaskan sebelumnya. Menghasilkan budaya – budaya baru untuk Jepang. Dan banyak sekte – sekte yang muncul di tiap – tiap jaman sehingga memunculkan pasang surut aliran agam Buddha. Di Jepang sendiri memperbolehkan para Biksu untuk menikah. Hal tersebut dilakukan untuk memunculkan penerus yang mengembangkan ajaran Buddha. Setelah para Biksu itu merasa cukup tua dan anaknya mampu untuk meneruskannya, biksu itu akan menyendiri sesuai dengan ajaran Budha yaitu terlepas dari kepentingan – kepentingan duniawi.

BAB III
HASIL PRESENTASI KELOMPOK

Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan setelah presentasi kelompok :
1        Lazuardi Barkah : Mengapa muncul banyak sekte pada setiap pergantian jaman? Lalu apa yang terjadi pada sekte sebelumnya?
2        Puspita Yuni: Pada masa pemerintahan Oda Nobunaga Budha tidak diterima, bagaimana Budha bisa diterima setelah itu?
3        Niluh : Dalam Budha terdapat dua aliran besar yaitu Hinayana dan Mahayana. Aliran manakah yang mendominasi dianut oleh penganut Budha Jepang? Mengapa?
4        Agitri I. P :Mengapa Biksu di Jepang boleh menikah dan memiliki anak?
Jawaban kelompok :
1        Lazuardi Barkah : Karena ajaran agama Buddha di sekte – sekte sebelumnya terlalu rumit. Hal tersebutlah yang memunculkan pembaaharuan – pembaharuan. Sedangkan untuk sekte sebelumnya tetap ada hanya semakin surut pengikutnya.
2        Puspita Yuni : Pada masa pemerintahan pangeran Shutoku di jaman Heian Buddha mendapatkan dukungan yang cukup besar. Dengan alasan politik pangeran Shutoku menjadi pengikut agam Buddha dan mulai membangun banyak wihara – wihara yang membuat agama Buddha mulai berkembang secara pesat.
3        Niluh : Di Jepang lebih dominan pada penganut aliran Mahayana. Karena aliran Mahayana lebih terbuka terhadap masyarakat dan sistem sosialnya.

4        Agitri : Ajaran Budha di Jepang menganjurkan para Biksu untuk menikah agar ajaran Buddha makin berkembang. Dan pada saat usia lanjut dan telah memiliki penerus penyebar agama Budha, Biksu akan menyendiri sesuai dengan ajaran Budha yaitu meninggalkan kepentingan duniawi.
           
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan :
1.      Melalui jalur utara, India menyebarkan agama Budha sampai melewati Cina dan mulai masuk ke Jepang pada  tahun 522. Penyebaran dari India tersebut menggunakan perantara dari Kerajaan Cina, yaitu dengan dikirimnya Biksu muda ke Jepang oleh kerajaan Cina untuk menyebarkan agama Budha. Akan tetapi rakyat Jepang pada saat itu tidak begitu memberikan tanggapan terhadap penyebaran agama Budha tersebut.
2.      Pada awal masuknya agama Budha di Jepang di jaman Asuka, banyak penolakan yang terjadi. Pada masa pemerintahan militer Oda Nobunaga, agama Buddha mengalami masa suram karena pemerintah saat itu bersikap antipati terhadap agama ini.
3.      Pada jaman Nara terdapat enam sekte agama Budha cukup terkenal dan memiliki cukup banyak pengikut. Kesemua sekte ini berasal dari Tiongkok dan penyebarannya melalui beberapa negara – negara.
4.      Dimulai pada Jaman Heian dimana munculnya dua aliran atau sekte besar agama Buddha di Jepang.  Dua aliran tersebut adalah aliran Tendai dan Shingon. Kedua aliran tersebut bertujuan untuk menyatukan serta merakyatkan agama Budha pada seluruh masyarakat Jepang. Tidak hanya pada kaum bangsawan saja, akan tetapi juga para rakyatnya.
5.      Pada jaman Kamakura ada dua aliran yang diperkenalkan di Jepang dari Tiongkok yaitu sekte Jodoshu dan Zen, kedua sekte ini berfokus pada ajaran Amida (Amithaba atau O- mi-to-Fo) sebagai jalan menuju keselamatan manusia dan yang terakhir adalah sekte Nichiren. Ritual dan ajaran sekte-sekte ini lebih praktis, mudah diikuti dan tidak terlalu rumit serta popular dikalangan rakyat kebanyakan.
6.      Pada mulanya memang agama Budha masuk ke Jepang melalui Korea, Cina dan India. Akan tetapi seiring berkembangnya ajaran Buddha di Jepang, ajaran Budha di Jepang memiliki keunikan tersendiri dan perbedaan – perbedaan dalam dasar alirannya yang membedakan dengan Negara – Negara lain.
7.      Di Jepang sendiri banyak sekali keunikan serta budaya yang muncul karena pengaruh ajaran Buddha. Seperti seni Zen yang telah dijelaskan sebelumnya. Menghasilkan budaya – budaya baru untuk Jepang. Dan banyak sekte – sekte yang muncul di tiap – tiap jaman sehingga memunculkan pasang surut aliran agam Buddha. Di Jepang sendiri memperbolehkan para Biksu untuk menikah. Hal tersebut dilakukan untuk memunculkan penerus yang mengembangkan ajaran Buddha. Setelah para Biksu itu merasa cukup tua dan anaknya mampu untuk meneruskannya, biksu itu akan menyendiri sesuai dengan ajaran Budha yaitu terlepas dari kepentingan – kepentingan duniawi.
    

DAFTAR PUSTAKA

            Materi Kuliah Sejarah Perkembangan AgamaBuddha,Tim  Penyusun,: CV.Dewi Kayana Abadi Jakarta






Tadaimaaa.....

Tadaiimaaaaa......

Akhirnyaa,
setelah sekian - kian lama aku update lagi sama blog ini...

malam ini,
dengan wajah belepotan masker (bukan belepotan yah namanya) iseng-iseng aja maskeran hahah...
gag bisa gerak nih mukaku.,,

udah agak lama gag update blog lagi,
nulispun jadi awut-awutan..

kangen juga sama ngeblog,
akhirnya didesain deh jadi yang baguus nih blognya...
sama spongebob sukaankuu....

okeee... okeeee....
kembali ke topik aja deh (emang ada topiknya yah =_=a)
yang pingin aku postingin hari ini adalah tentang kelelahanku mengobrak-abrik kamar, menggeser- geser lemari, dan merapikan kamar lagii.. intinya lagi mud ubah tata ruang kamar ajaa... soalnya tata ruang yang sebelumnya benar - benar mendekatkan aku dan sifatku ke "Percobaan Pemecahan Kamar" padahal kamarku secara empiris bukan kapal. Tapi dilihat dari manapun tadi pagi kamarku seperti Kapal Titanic yang belom kelar pembuatannya udah nabrak karang duluan. Belom jadi, nabrak karang lagii =_=a

jadi, dari tadi siang sekitar jam 12an sampai jam 3an sore, dengan kilat waaassshh... wuuussshhh... aku berhasil menata ulang kamarku denga 3/4 jadi. 1/4nya itu ya tumpukan baju yang masih menganga nguap di atas tempat tidurku. Tapi overall sih, aku anggap udah berhasil menata ulang kamarku jd lebih eyecachting getooh....

habis itu langsung deh ke acara "Selapan" (Selapan, Sembilan, Sepuluh XP) ponakanku si Almortaza Kyano Rekhtanawa XDD makin genduuut tuh si Almo, jadii gemees. Apalagi tuh tabiatnya niru ayahnya. Masak di kerubungiin keluarganya masih enjoy aja bubuug. Padahal disekitarnya rame, dicubit-cubitin, di oper-oper gendongan ya anteng tiduuuur muluuu. mirip bgt sama si Ayahnya, kalo udah tiduur di tendang, di sundul, dilempar ke gawang juga gag bakal bisa banguun.

Selapan itu adat yang biasanya dilakuin sama orang Jawa, biasanya sih sekitar 3minggu setelah lahirnya si Jabang bayii. habis itu dipotong deh rambutnya. karena ini acara di gabung sama akekahannya si Almo, jadi ya ada acara sembelih kambing. Sibuk banget deh tadi itu, ada sate, gule, rendang, krengsengan. jadi sibuk banget nyobain satu per satu makananya hahahahahahah...

yaaaaah,
pokoknya hari ini sibuk bgt deeh..
sekarang aja masih harus ngerjain Makalah Shinkou "Perkembangan Ajaran Budha di Jepang".
pokoknya ntar log tuh makalah udah kelar langsung aku post-in deeh....

Jha,
16.10.11 23:35