Monday, October 17, 2011

Perkembangan Buddha Di Jepang


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Agama Budha diketahui muncul sejak lahirnya Sang Budha Sidharta Gautama pada abad ke enam. Hal tersebut menjadikan Budha sebagai kepercayaan tertua yang pernah ada. Agama Budha pertama kali dikenal dalam kebudayaan Masyarakat India, lalu dikembangkan oleh biksu – biksu India dan menyebarkan ke wilayah – wilayah sekitarnya. Penyebaran agama Budha oleh biksu India dipacah menjadi dua jalur, yaitu jalur utara dan selatan. Pada jalur selatan menuju wilayah Asia tenggara seperti Indonesia, Vietnam, Kamboja dan Negara – Negara lainnya. Sedangkan Jalur utara pada Asia Utara seperti Mongolia menuju Asia Timur di China, Korea, Tiongkok dan Jepang. Seiring dengan perkembangannya Budha sendiri telah menyentuh hampir seluruh wilayah Asia. Seperti yang telah dijelaskan, makalah ini akan membahas mengenai awal masuk dan perkembangan Agama Budha di Jepang.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Proses penyebaran agama Budha di Jepang?
2.      Bagaimana Jepang menanggapi masuknya agama Budha di Jepang?
3.      Bagaimana proses perkembangan Agama Budha di Jepang dari awal masuknya Agama Budha pada jaman Asoka sampai Jaman Kamakura?
4.      Apakah perbedaan Agama Budha di Jepang dengan Agama Budha di Negara – Negara lain?

1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui proses penyebaran Agama Budha di Jepang.
2.      Mengetahui tindakan – tindakan masyarakat Jepang dengan munculnya agama baru selain aliran kepercayaan mereka.
3.      Mengetahu proses perkembangan Agama Budha di Jepang dari jaman Asoka sampai Kamakura.
4.      Mengetahui perbedaan serta perbandingan Agama Budha di Jepang dan di Negara-negara lain.

1.4  Metode Penelitian
1.     1.  Mengikuti perkuliahan Nihon Shinkou.
2.     2.  Mencari referensi di perpustakaan- perpustakaan yang menyediakan materi – materi yang terkait dengan rumusan masalah.
3.     3.  Mencari data terbaru berupa makalah, thesis, ataupun artikel dari internet yang layak untuk dipertanggung jawabakan kebenarannya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Awal Mula Masuknya Agama Budha di Jepang
                Seperti yang telah diketahui awal mula Agama Budha berasal dari Negara India. Melalui jalur utara, India menyebarkan agama Budha sampai melewati Cina dan mulai masuk ke Jepang pada  tahun 522. Penyebaran dari India tersebut menggunakan perantara dari Kerajaan Cina, yaitu dengan dikirimnya Biksu muda ke Jepang oleh kerajaan Cina untuk menyebarkan agama Budha. Akan tetapi rakyat Jepang pada saat itu tidak begitu memberikan tanggapan terhadap penyebaran agama Budha tersebut.
            Awal mula masuknya agama Budha di Jepang dengan mulai mengalami tanggapan dari masyarakat Jepang dipercaya pada tahun 538 pada jaman Asoka melalui delegasi dari kerajaan Baekjae di Korea. Agama Budha sendiri dalam bahasa jepang disebut Bukkyo yang diambil dari dua kanji Butsu yang berarti Budha dan Kyo yang berarti ajaran atau aliran. Diketahui beberapa tahun setelah datangnya delagasi dari kerajaaan Baekjae Korea masuk pula buku – buku dan literatur Cina yang berisikan ajaran Agama Budha, buku – buku dan literatur tersebut masuk ke Jepang dari Cina pada masa Dinasti Sui. Literatur tersebut berjudul Jusichijono Kempo.
            Perkembangan agama Budha sendiri mengalai pasang surut sejak jaman Asoka sampai masa modern ini. Awal masuk dari agama Budha sendiri terjadi banyak penolakan dan pergolakan dari masyarakat sekitar yang secara empiris memiliki kepercayaan memuja banyak Dewa yang disebut kepercayaan Shinto.

2.2 Perkembangan Agama Budha pada Jaman Asuka dan Jaman Nara
            Perkembangan agama Budha pada jaman Asuka dan Jaman Nara  dapat pula disebut dengan babak awal kedatangan dan perkembangan Agama Budha di Jepang. Pada masa – masa awal penjajakan Agama Budha di Jepang yaitu dengan penyesuaian dan adaptasi terhadap kepercayaan asli rakyat Jepang, yaitu Shinto. Para biksu penyebar agama Budha tetap melaksanakan ritual – ritual pemujaan nenek moyang milik ajaran Shinto. Dengan begini agama Budha dapat terus berjalan dan berkembang tanpa mempengaruhi ajaran Shinto.
            Pada awal masuknya agama Budha di Jepang di jaman Asuka, banyak penolakan yang terjadi. Pada masa pemerintahan militer Oda Nobunaga, agama Buddha mengalami masa suram karena pemerintah saat itu bersikap antipati terhadap agama ini. Hal ini disebabkan karena pada masa itu muncul banyak pemberontakan oleh rakyat menentang pemerintah yang kebetulan didukung oleh pendeta Buddha khususnya dari sekte Tendai di kuil Hiei. Pemberontakan akhirnya berakhir dengan penyerbuan ke kuil di yang terletak di atas puncak bukit itu dan membunuh ribuan pengikutnya.
            Akan tetapi pada jaman Nara, kepercayaan Budha semakin berkembang. Penerapan ajaran agama Buddha dari China oleh Jepang berdasarkan latar belakang karakter kebudayaan China, di mana agama Buddha diterima oleh keluarga kaum bangsawan. Kaum bangsawan di Jepang pada waktu itu adalah kaum intelektual yang biasanya di Jepang juga para Damyo, kerabat kerajaan dan bangsawan – bangsawan lainnya. Begitu kaum bangsawan menerima agama Buddha, maka penyebarannya ke seluruh negeri berlangsung dengan cepat.
            Pada jaman Nara terdapat enam sekte agama Budha cukup terkenal dan memiliki cukup banyak pengikut. Kesemua sekte ini berasal dari Tiongkok dan penyebarannya melalui beberapa negara – negara. Enam sekte tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Sekte Kegon, yang dalam bahasa Tiongkok adalah Hua-yen mengambil dari aliran Avatamsaka. Mempunyai pandangan dan kepercayaan bahwa semua yang ada di dalam ini dapat berhubungan erat dengan kosmik yang terwujud di dalam tubuh Buddha.
  2. Sekte Ritsu, merupakan pengembangan dari aliran Vinaya. Lebih ditekankan pada disiplin (vinaya) serta semata-mata merupakan alternatif akademik. Pada saat penyelamat alam yang ideal yang diperkenalkan adalah apa yang diajarkan Lotus Sutra dan penekanannya pada peranan umat seperti penjelasan dalam Vimalakitri Sutra. 
  3. Sekte Kusha , yaitu aliran Abidharmakosha
  4. Sekte Shanron, mengambil dari aliran Tiga Kitab Suci dari Madyamika
  5. Sekte Hosso , mengambil dari aliran Dharmalaksana mengajarkan bahwa ada beberapa yang tidak bisa diselamatkan.
  6. Sekte Jojitsu,  menganut aliran Satyasiddhi-sastra
            Pada periode Nara para pengikut dari sekte – sekte tersebut masih dalam kalangan Bangsawan dan petinggi – petinggi Damyo. Hal tersebut dikarenakan  ritualnya yang masih rumit, perlu pengetahuan yang mendalam untuk mempelajarinya dan teks-teks ajaran Buddhanya yang pada saat itu masih menggunakan dengan huruf  Kanbun yaitu huruf – huruf Cina kuno.
                Selama periode Nara banyak biara yang dibangun, bangunan-bangunan sakral tersebut mengikuti Arsitektur Tang seperti biara terkenal Todaiji (terkenal dengan patung besar Buddha -Nara Daibutsu) dan biara Horyuji yang dibangun dengan bahan dari kayu dan berdiri sampai kini, biara Horyuji adalah bangunan yang dianggap tertua didunia yang dibuat dari kayu. Bangunan-bangunan yang bergaya arsitektur Tang lebih banyak dijumpai di Jepang daripada di Tiongkok sendiri, hal ini disebabkan oleh peperangan-peperangan atau bencana alam yang sering melanda Tiongkok dan bangunan-bangunan dari kayu lebih mudah terbakar.
            Selama pemerintahan Nara (710-884) sesungguhnya agama Buddha telah menjadi agama negara. Kaisar Shomu secara aktif telah mempropagandakan agama ini dan membuat patung Bud­dha yang besar di Nara serta menjadikannya sebagai pusat kebudayaan nasional. Di tiap propinsi dibangun pagoda-pagoda dan sistem pembabaran Dhamma yang efektif sesuai dengan keadaan setempat.          
2.3 Perkembangan Agama Buddha Pada Jaman Heian dan Kamakura
            Dimulai pada Jaman Heian dimana munculnya dua aliran atau sekte besar agama Buddha di Jepang.  Dua aliran tersebut adalah aliran Tendai dan Shingon. Kedua aliran tersebut bertujuan untuk menyatukan serta merakyatkan agama Budha pada seluruh masyarakat Jepang. Tidak hanya pada kaum bangsawan saja, akan tetapi juga para rakyatnya.
            Sekte Tendai didirikan di Tiongkok oleh biksu Zhiji pada tahun 550 M. Pada tahun 804 seorang biksu Jepang bernama Saicho atau Dengyo Daishi (767-822) datang ke Tiongkok dan belajar di gunung Tiantai, propinsi Jejiang dan kembali pada tahun 805 lalu mendirikan biara Enryakuji di gunung Hiei. Doktrin Tendai didasarkan pada Lotus Sutra dan populer di kalangan atas termasuk Kaisar Kammu. Sekte Tendai ini berpengaruh terhadap perkembangan sekte-sekte lainnya.
            Sekte Shingon atau "Kata Kebenaran" didirikan oleh biksu Kukai atau Kobo Daishi (774-835). Dia juga pergi ke Tiongkok dan belajar Buddhisme di Changan selama dua tahun dan kembali pada tahun 806, ia adalah seorang biksu yang berasal dari kelas bangsawan serta populer dan terkenal di Jepang. Kukai mendirikan biara di gunung Koya dekat Osaka. Sekte Shingon ini berfokus pada Buddha universal.
            Pada jaman Kamakura ada dua aliran yang diperkenalkan di Jepang dari Tiongkok yaitu sekte Jodoshu dan Zen, kedua sekte ini berfokus pada ajaran Amida (Amithaba atau O- mi-to-Fo) sebagai jalan menuju keselamatan manusia dan yang terakhir adalah sekte Nichiren. Ritual dan ajaran sekte-sekte ini lebih praktis, mudah diikuti dan tidak terlalu rumit serta popular dikalangan rakyat kebanyakan.
            Sekte Jodo Shu didatangkan dari Tiongkok oleh biksu Honen (1133-1212), ia mendirikan sekte ini pada tahun 1175. Honen mengecam formalisme dan kecendrungan biara Buddha yang menyendiri pada masa hidupnya. Sekte Zen juga berasal dari Tiongkok, sekte ini terbagi dalam dua cabang aliran yaitu aliran Rinzai dan aliran Soto. Sekte Zen memiliki keyakinan bahwa pencerahan yang sempurna dicapai dengan meditasi dibawah tuntunan seorang guru. Zen popular dikalangan Samurai yang menghargai disiplin diri dan tidak mementingkan pelajaran kitab suci. Dari sekte Zen ini muncullah banyak karya seni serta budaya baru di Jepang. Seperti lukisan – lukisan dan ukiran di wihara Zen yang unik dan juga Chanoyu serta Judo juga merupakan hasil budaya dan seni dari sekte Zen.
            Sedangkan Sekte Nichiren adalah sekte yang paling terkenal dan memiliki banyak pengikut sampai saat ini. Sekte ini didirikan pada tahun 1253 oleh seorang biksu Tendai berasal dari keluarga nelayan dari Kanto bernama Nichiren (1222- 1282), namanya menjadi nama sektenya sendiri dan dikenal juga dengan nama sekte Lotus. Ajaran Nichiren mengutamakan Sutra Lotus daripada Amithaba serta mantera "Nam-myoho-renge-kyo". Sekte Nichiren ini disebut juga sebagai Buddhisme Jepang dan sekte yang berasal dari Jepang sendiri dan pusatnya terletak di gunung Minobu sampai sekarang, pribadi Nichiren sering dianggap sebagai seorang yang berkarakter aggresif, dominan dan tidak toleran terhadap sekte-sekte Buddha lainnya di Jepang.
            Perkembangan agama Buddha di Jepang telah mengalami pasang surutnya dalam sejarah, pada masa pemerintahan Oda Nobunaga (1534-1582) dan Toyotomi Hideyoshi (1536-1598) yang dikenal pernah mengaggresi Korea dua kali pada abad ke-16, agama Buddha mengalami penindasan terutama dengan sekte Jodo. Popularitas dan pengaruh agama Buddha di Jepang berkurang mulai pada pertengahan abad ke-19 atau awal dari restorasi Meiji, karena digantikan oleh pengkultuskan terhadap Kaisar Jepang dan promosi Shinto sebagai agama negara, situasi ini mulai berubah setelah perang dunia kedua dan Jepang memasuki era demokrasi dan negara modern.

2.4   Perbandingan Ajaran Buddha Jepang Dengan Negara Lain
            Pada mulanya memang agama Budha masuk ke Jepang melalui Korea, Cina dan India. Akan tetapi seiring berkembangnya ajaran Buddha di Jepang, ajaran Budha di Jepang memiliki keunikan tersendiri dan perbedaan – perbedaan dalam dasar alirannya yang membedakan dengan Negara – Negara lain.
India merupakan asal muasal dari agama Budha yang berasal dari ajaran seorang petama yang bernama Sidharta Gautama dengan kitab Tripitaka. Adanya pepatah Ashy Ajatang Abhutang Akatang Asam Khatang “suatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan dan mutlak. Sedangkan di India sendiri sempat mengalami perpecahan dan kemrosotan sekitar 1.600 thn setelah budha meninggal, abad ke-12 budha benar2 sirna dari India. Lalu diperkenalkan dari Srilangka pada akhir abad ke-19 M, 700 thn sebelumnya tidak ada agama Budha di India.
            Di Korea penyebar aliran ajaran Budha memiliki dukungan yang cuup besar dari pemerintahnya. Kebanyakan oaring yang menganut agama Budha akan bernasib baik dengan adanya aliran dana dari pemerintah untuk mengembangkan ajaran Buddha. Walaupun di Korea terdapat “Human Right Watch”, akan tetapi pemerintah tetap memberikan keuntungan lebih pada para pemganut ajaran Budha. Hal tersebut menjadikan penganut Buddha di Korea mencapai 1.082.000 jiwa yaitu 40% dari jumlah seluruh penduduk Korea.
            Sedangkan di Cina, perbedaan mendasar terdapat alirannya. Rakyat Cina sangat menentang aliran Hinayana. Aliran Hinayana adalah aliran Buddha yang memilki aturan yang ketat dimana para pengikutnya harus meninggalkan kepentingan duniawi untuk beribadah. Sehingga menggunakan ajaran Buddha yang dapat berkolaborasi dengan budaya setempat dan tetap mempertahankan kepentingan – kepentingan duniawi seperti bekerja dan sebagainya.
            Sedangkan di Jepang sendiri banyak sekali keunikan serta budaya yang muncul karena pengaruh ajaran Buddha. Seperti seni Zen yang telah dijelaskan sebelumnya. Menghasilkan budaya – budaya baru untuk Jepang. Dan banyak sekte – sekte yang muncul di tiap – tiap jaman sehingga memunculkan pasang surut aliran agam Buddha. Di Jepang sendiri memperbolehkan para Biksu untuk menikah. Hal tersebut dilakukan untuk memunculkan penerus yang mengembangkan ajaran Buddha. Setelah para Biksu itu merasa cukup tua dan anaknya mampu untuk meneruskannya, biksu itu akan menyendiri sesuai dengan ajaran Budha yaitu terlepas dari kepentingan – kepentingan duniawi.

BAB III
HASIL PRESENTASI KELOMPOK

Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan setelah presentasi kelompok :
1        Lazuardi Barkah : Mengapa muncul banyak sekte pada setiap pergantian jaman? Lalu apa yang terjadi pada sekte sebelumnya?
2        Puspita Yuni: Pada masa pemerintahan Oda Nobunaga Budha tidak diterima, bagaimana Budha bisa diterima setelah itu?
3        Niluh : Dalam Budha terdapat dua aliran besar yaitu Hinayana dan Mahayana. Aliran manakah yang mendominasi dianut oleh penganut Budha Jepang? Mengapa?
4        Agitri I. P :Mengapa Biksu di Jepang boleh menikah dan memiliki anak?
Jawaban kelompok :
1        Lazuardi Barkah : Karena ajaran agama Buddha di sekte – sekte sebelumnya terlalu rumit. Hal tersebutlah yang memunculkan pembaaharuan – pembaharuan. Sedangkan untuk sekte sebelumnya tetap ada hanya semakin surut pengikutnya.
2        Puspita Yuni : Pada masa pemerintahan pangeran Shutoku di jaman Heian Buddha mendapatkan dukungan yang cukup besar. Dengan alasan politik pangeran Shutoku menjadi pengikut agam Buddha dan mulai membangun banyak wihara – wihara yang membuat agama Buddha mulai berkembang secara pesat.
3        Niluh : Di Jepang lebih dominan pada penganut aliran Mahayana. Karena aliran Mahayana lebih terbuka terhadap masyarakat dan sistem sosialnya.

4        Agitri : Ajaran Budha di Jepang menganjurkan para Biksu untuk menikah agar ajaran Buddha makin berkembang. Dan pada saat usia lanjut dan telah memiliki penerus penyebar agama Budha, Biksu akan menyendiri sesuai dengan ajaran Budha yaitu meninggalkan kepentingan duniawi.
           
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan :
1.      Melalui jalur utara, India menyebarkan agama Budha sampai melewati Cina dan mulai masuk ke Jepang pada  tahun 522. Penyebaran dari India tersebut menggunakan perantara dari Kerajaan Cina, yaitu dengan dikirimnya Biksu muda ke Jepang oleh kerajaan Cina untuk menyebarkan agama Budha. Akan tetapi rakyat Jepang pada saat itu tidak begitu memberikan tanggapan terhadap penyebaran agama Budha tersebut.
2.      Pada awal masuknya agama Budha di Jepang di jaman Asuka, banyak penolakan yang terjadi. Pada masa pemerintahan militer Oda Nobunaga, agama Buddha mengalami masa suram karena pemerintah saat itu bersikap antipati terhadap agama ini.
3.      Pada jaman Nara terdapat enam sekte agama Budha cukup terkenal dan memiliki cukup banyak pengikut. Kesemua sekte ini berasal dari Tiongkok dan penyebarannya melalui beberapa negara – negara.
4.      Dimulai pada Jaman Heian dimana munculnya dua aliran atau sekte besar agama Buddha di Jepang.  Dua aliran tersebut adalah aliran Tendai dan Shingon. Kedua aliran tersebut bertujuan untuk menyatukan serta merakyatkan agama Budha pada seluruh masyarakat Jepang. Tidak hanya pada kaum bangsawan saja, akan tetapi juga para rakyatnya.
5.      Pada jaman Kamakura ada dua aliran yang diperkenalkan di Jepang dari Tiongkok yaitu sekte Jodoshu dan Zen, kedua sekte ini berfokus pada ajaran Amida (Amithaba atau O- mi-to-Fo) sebagai jalan menuju keselamatan manusia dan yang terakhir adalah sekte Nichiren. Ritual dan ajaran sekte-sekte ini lebih praktis, mudah diikuti dan tidak terlalu rumit serta popular dikalangan rakyat kebanyakan.
6.      Pada mulanya memang agama Budha masuk ke Jepang melalui Korea, Cina dan India. Akan tetapi seiring berkembangnya ajaran Buddha di Jepang, ajaran Budha di Jepang memiliki keunikan tersendiri dan perbedaan – perbedaan dalam dasar alirannya yang membedakan dengan Negara – Negara lain.
7.      Di Jepang sendiri banyak sekali keunikan serta budaya yang muncul karena pengaruh ajaran Buddha. Seperti seni Zen yang telah dijelaskan sebelumnya. Menghasilkan budaya – budaya baru untuk Jepang. Dan banyak sekte – sekte yang muncul di tiap – tiap jaman sehingga memunculkan pasang surut aliran agam Buddha. Di Jepang sendiri memperbolehkan para Biksu untuk menikah. Hal tersebut dilakukan untuk memunculkan penerus yang mengembangkan ajaran Buddha. Setelah para Biksu itu merasa cukup tua dan anaknya mampu untuk meneruskannya, biksu itu akan menyendiri sesuai dengan ajaran Budha yaitu terlepas dari kepentingan – kepentingan duniawi.
    

DAFTAR PUSTAKA

            Materi Kuliah Sejarah Perkembangan AgamaBuddha,Tim  Penyusun,: CV.Dewi Kayana Abadi Jakarta






Tadaimaaa.....

Tadaiimaaaaa......

Akhirnyaa,
setelah sekian - kian lama aku update lagi sama blog ini...

malam ini,
dengan wajah belepotan masker (bukan belepotan yah namanya) iseng-iseng aja maskeran hahah...
gag bisa gerak nih mukaku.,,

udah agak lama gag update blog lagi,
nulispun jadi awut-awutan..

kangen juga sama ngeblog,
akhirnya didesain deh jadi yang baguus nih blognya...
sama spongebob sukaankuu....

okeee... okeeee....
kembali ke topik aja deh (emang ada topiknya yah =_=a)
yang pingin aku postingin hari ini adalah tentang kelelahanku mengobrak-abrik kamar, menggeser- geser lemari, dan merapikan kamar lagii.. intinya lagi mud ubah tata ruang kamar ajaa... soalnya tata ruang yang sebelumnya benar - benar mendekatkan aku dan sifatku ke "Percobaan Pemecahan Kamar" padahal kamarku secara empiris bukan kapal. Tapi dilihat dari manapun tadi pagi kamarku seperti Kapal Titanic yang belom kelar pembuatannya udah nabrak karang duluan. Belom jadi, nabrak karang lagii =_=a

jadi, dari tadi siang sekitar jam 12an sampai jam 3an sore, dengan kilat waaassshh... wuuussshhh... aku berhasil menata ulang kamarku denga 3/4 jadi. 1/4nya itu ya tumpukan baju yang masih menganga nguap di atas tempat tidurku. Tapi overall sih, aku anggap udah berhasil menata ulang kamarku jd lebih eyecachting getooh....

habis itu langsung deh ke acara "Selapan" (Selapan, Sembilan, Sepuluh XP) ponakanku si Almortaza Kyano Rekhtanawa XDD makin genduuut tuh si Almo, jadii gemees. Apalagi tuh tabiatnya niru ayahnya. Masak di kerubungiin keluarganya masih enjoy aja bubuug. Padahal disekitarnya rame, dicubit-cubitin, di oper-oper gendongan ya anteng tiduuuur muluuu. mirip bgt sama si Ayahnya, kalo udah tiduur di tendang, di sundul, dilempar ke gawang juga gag bakal bisa banguun.

Selapan itu adat yang biasanya dilakuin sama orang Jawa, biasanya sih sekitar 3minggu setelah lahirnya si Jabang bayii. habis itu dipotong deh rambutnya. karena ini acara di gabung sama akekahannya si Almo, jadi ya ada acara sembelih kambing. Sibuk banget deh tadi itu, ada sate, gule, rendang, krengsengan. jadi sibuk banget nyobain satu per satu makananya hahahahahahah...

yaaaaah,
pokoknya hari ini sibuk bgt deeh..
sekarang aja masih harus ngerjain Makalah Shinkou "Perkembangan Ajaran Budha di Jepang".
pokoknya ntar log tuh makalah udah kelar langsung aku post-in deeh....

Jha,
16.10.11 23:35

Friday, January 21, 2011

Eh.. Si Little Boy Yang Masih Belajar Berjalan Jatuh Di Hiroshima..


Sang Kinanti B.
120913005



1.      Mengapa Hiroshima di bom?
         Tentara Amerika menentukan Hiroshima sebagai titik serangan bom atom Little Boy karena pada saat itu Hrosima adalah kota dimana pembentukan militerny merupakan yang terkuat. Di Hiroshimalah para tentara dilatih untuk menjalankan perang pasifik. Bahkan wanita – wanita di Hiroshima juga dilatih untuk bertarung dengan menggunakan pedang. Sehingga dapat dikatakan bahwa Hiroshima merupakan pusat pertahanan militer negara Jepang.

2.      Pantaskah Hiroshima di bom? Seandainya Tidak di bom apa yang akan terjadi? Jelaskan !
         Sebagai manusia, kita tidak berhak untuk menghilangkan nyawa orang lain, karena hak untuk hidup adalah hak paling hakiki milik manusia. Sehingga lebih baik tidak ada pemboman atau pembunuhan missal seperti itu lagi. Akan tetapi sebagai warga Indonesia, kita harus menyadari bahwa salah satu faktor kemerdekaan Indonesia ini adalah karena lemahnya tentara Jepang pada saat penjatuhan nuklir di Hiroshima dan Nagasaki. Jepang luluh lantah dan tidak dapat mempertahankan wilayah jajahannya, hal tersebut dimanfaatkan pemuda Indonesia untuk mendorong Soekarno memproklamirkan kemerdekaan. Seandainya bom atom Litte Boy tidak dijatuhkan di Hiroshima pada tanggal 06 Agustus 1945 tersebut, mungkin saat ini Indonesia menjadi negara merdeka atas pemberian seperti Malaysia yang merdeka atas pemberian Inggris. Bukan merdeka atas upaya sendiri. Oleh karena itu, selalu ada pro dan kontra atas fakta sejarah.

3.      Bisakah pengebom dianggap sebagai penjahat perang? Jelaskan!
         Seandainya kita telusuri dari awal mula pecahnya perang pasifik antara Jepang dan Amerika, sebenarnya awal mula penyerangan adalah dari pihak Amerika yang berusaha menduduki Jepang. Lalu Jepang menyerang Pearl Harbour dan terjadi pembalasan dendam oleh Amerika yang berlanjut pada perang pasifik yang merupakan bagian dari perang dunia II. Karena perang tersebut adalah perang besar, tidak dapat diputuskan siapa penjahat perang atau siapa pahlawan perang. Karena masing – masing negara hanya ingin mempertahankan wilayahnya dan berusaha untuk memajukan negaranya dengan menguasai wilayah lain. Karena peperangan adalah hal yang buruk, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa yang terlibat dalam perang tersebut adalah penjahat perang. Tanpa melihat baik atau buruknya tujuan yang ingin mereka capai.

4.      Kesan setelah melihat tayangan pengeboman Hiroshima.
         Secara pribadi saya lahir di dunia yang damai dan besar di dunia yang penuh dengan kedamaian, saya tidak pernah merasakan sulitnya perang dan bagaimana itu perang sampai menghilangkan nyawa orang lain. Sehingga sampai saat ini tertanam dalam benak saya bahwa peperangan adalah jalan terakhir prmrcahan masalah antar negara yang paling buruk. Setelah melihat sekilas reka adegan pemboman Little Boy ke Hiroshima saya berfikir, mengapa mereka mempersulit diri dengan berperang kalau bisa hidup tenang dengan kedamaian. Walaupun saya sangat mengerti bahwa pada jaman itu, memang cara itulang yang sering mereka pakai untuk menyelesaikan masalah antar negara. Saya hanya berharap, agar hal tersebut tidak terulang kembali setidaknya pada saat saya masih hidup. Karena saya mempercaya istilah semua akan kembali keawal. Oleh karena itu, awal peradaban maju di dunia ini diawali dengan perang, dan saya piker akhir peradaban inipun akan diakhiri dengan peperangan.

pendudukan jepang di Indodesia


PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG

            Serangan bermula ketika Jepang berinat menguasai Asia Tenggara setelh meledakkan pelabuhan laut Pearl Harbour pada tanggal 07 Desember 1941. Invasi Jepang ke Asia Tenggara mula-mula ditujukkan ke Hongkong. Walaupun Inggris mengadakan perlawanan, tetapi tidak berlangsung lama. Pada tanggal 25 Desember 1941, Hongkong resmi diduduki oleh Jepang. Penyerbuan selanjutnya ditujukkan terhadap Malaysia yang merupakan pusat pertahanan Inggris yang vital. Inggris mempertahankan Malaysia secara mati-matian, tetapi akhirnya berhasil dilumpuhkan pada bulan Februari 1942. serangan berikutnya dilancarkan ke Jepang ke wilayah Birma. Akhirnya Jepang berhasil menguasai Birma pada bulan Mei 1942. Daerah yang menjadi serangan berikutnya adalah Filipina. Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral Masaharu Homma mendapat perlawanan yang hebat dari tentara Amerika Serikat dibawah komandan Jendral Douglas Mac Arthur. Namun, lambat laun pertempuran pun tidak seimbang, maka Presiden Rooselvelt memerintahkan Mac Arthur mengundurkan diri ke Australia.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Mengetahui mengapa Jepang ingin menguasai wilayah Indonesia.
2.      Bagaimana proses Jepang menguasai wilayah Indonesia.
3.      Apa kebijakan – kebijakan baru Jepang untuk Indonesia.
4.      Bagaimana dampak pada rakyat Indonesia saat pendudukan Jepang di wilayah Indonesia.
5.      Bagaimana akhir pendudukan Jepang di Indonesia.




C.     TUJUAN

1.      Untuk mengetahui mengapa Jepang menduduki Indonesia.
2.      Mengetahui proses dan kebijakan - kebijakan Jepang untuk Indonesia pada masa pendudukannya.
3.      Mengetahui dampak pendudukan Jepang untk rakyat Indonesia pada saat itu.
4.      Mengetahui akhir pendudukan Jepang sampai Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan.






















PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA

A.           Awal Mula Pendudukan Jepang
         Pada 7 Desember 1941, pesawat Jepang dikomandoi oleh Laksamana Madya Chuichi Nagumo melaksanakan serangan udara kejutan terhadap Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut AS terbesar di Pasifik. Pasukan Jepang menghadapi perlawanan kecil dan menghancurkan pelabuhan tersebut. AS dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang.
         Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina dan koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo dan Birma dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu kekalahan dan sejarah yang paling memalukan bagi Britania.
         Sejak saat itu Jepang terus menginvasi wilayah – wilayah jajahan Eropa di Asia Tenggara dan terus melakukan pertempuran – pertempuran dengan sekutu.
B.           Serangan Terhadap Asia Tenggara
         Terjadinya perang pasifik sangat berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia-Belanda adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.
         Guna mengantisipasi serangan Jepang, negara-negara sekutu di Asia Tenggara setelah membentuk komando gabungan dengan nama Abdacom (American, British, Dutch, Australian Command). Komandan tertingginya dijabat oleh Marsekal Sir Archibald Wavell (Inggris), komandan angkatan laut adalah Laksamana Thomas C. Harth (Amerika), komandan angkatan darat adalah Letnan Jendral Hein Ter Poorten (Belanda), dan komandan angkatan udara adalahMarsekal Richard E,C. Pierce (Australia).
Markas besar Abdacom berada di Lembang (Jawa Barat), sedangkan markas besar Angkatan Lautnya di Surabaya. Untuk pertahanan di laut, sekutu membagi daerah perairan Asia Tenggara atas tiga bagian. Wilayah barat, dimulai dari Laut Cina Selatan, Laut Hindia, dan Singapura, merupakan tanggung jawab Inggris. Wilayah perairan Makasar terus ke timur menjadi tanggung jawab Amerika dan Australia, sedangkan Laut Jawa menjadi tanggung jawab Belanda.
Akan tetapi Abdacom memiliki sejumlah kelemahan, yaitu:
Ø      Jumlah tentaranya tidak memadai dibandingkan dengan jumlah tentara Jepang.
Ø      Mereka tidak pernah mengdakan latihan bersama. Sistem perang maupun sistem komandonya masing-masing berbeda. Sebaliknya, pihak Jepang memiliki tentara dalam jumlah besar. Mereka dibawah satu komando terlatih dan memiliki semangat bushido yang tinggi.
         Dalam serangannya terhadap Sekutu di Laut Cina Selatan, kapal Inggris Prince of Wales dan Repulse berhasil ditenggelamkan oleh 50 pembom berani mati Jepang. Dan akhirnya setelah peristiwa itu Abdacom berantakan, komandan tertinggi yaitu Sir Archibald Wavell akhirnya terpaksa meninggalkan Indonesia karena sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan meningkir ke India untuk mempertahankan India.
C.           Masuknya Jepang Ke Indonesia

         Jepang memperkenalkan diri dengan rakyat Indonesia sebagai saudara tua, dan menyebut dirinya sebagai Cahaya Asia. Dan menjanjikan kemerdekaan pada awal kependudukannya. Alasan Jepang menduduki wilayah Asia dan Indonesia karena adanya Restorasi Meiji Jepang yang mengubah cara pandang pemerintahan jepang, yaitu dengan mengacu pada program pembaharuan pemerintahan agar menjadi Negara Industri. Untuk menjadi Negara Industri yang perkembangannya pesat epang berkmaksud untuk menguasai wilayah Asia dan memajukan industrinya. Selain itu, Jepang juga anti terhadap imperialism barat, sehingga bermaksud menguasai wilayah – wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh bangsa barat. Dengan menguasai wilayah Indonesia, maka Jepang akan mudah untuk mendapatkan bahan baku perang dan juga masyarakan Indonesia yang jumlahnya cukup besar dapat dijadikan kekuatan untuk menghadapi sekutu. 
         Awal mula pendudukan Jepang adalah mencoba menguasai wilayah Jawa. Dalam upaya merebut pulau Jawa, Jepang membentuk Operasi Gurita. Gurita Barat dimulai dari Indo-Cina melalui Kalimantan Utara dengan sasaran Pulau Jawa, sedangkan Gurita Timur dimuai dari Filipina melalui selat Makasar menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Operasi Gurita Barat tidak mengalami kesulitan mendarat di Eretan (Indramayu) dan Banten, sedangkan Gurita Timur harus menghadapi Sekutu dalam pertempuran laut dekat Balikpapan (Kalimantan Timur). Juga di Laut Jawa (The Battle of the Java Sea) terutama diperairan antara Bawean, Tuban, dan Laut Rembang berlangsung pertempuran selama 7 jam pada tanggal 27 Februari1942.
          Sampai akhirnya pada tanggal 9 Maret 1942 Belanda menyerah kepada Jepang dengan melakukan perjanjian Kalijati, bertempat di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Pada saat itu pihak Jepang di wakili oleh Letjen Hitoshi Imamura dan pihak Belanda diwakili oleh Letjen Ter Porten. 
         Pada masa pendudukan Jepang wilayah Indonesia dibagi menjadi dua bagian yaitu, Pulau Jawa dan Sumatra di bawah komando angkatan darat, yang berpusan di Jakarta dan Kalimanta, Sulawesi, dan Maluku yang berada dibawah komanda Angkatan laut dan berpusat di Ujung Pandang.
 
 
 
 
 
D.            Kebijakan – kebijakan Jepang
 
         Pada awal pendudukan Jepang di Indonesia, Jepang membentuk siatu organisasi dengan tujuan untuk menarik simpati rakyat Indonesia agar mau membantu memebela Jepang dalam perang melawan sekutu. Yaitu gerakan 3A, organisasi yang mula-mula dibentuk dengan semboyan: Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia. Jepang mampu sebagai Cahaya (penerang), Pemimpin, dan Pelindung bagi negara-negara Asia lainnya. Dan ternyata Gerakan Tiga A tidak bertahan lama karena tidak mendapat simpati rakyat.
         Setelah gerakan 3A gagal Untuk menarik simpati rakyat, pemerintah militer Jepang menawarkn kerja sama dengan para pemimpin indonesia. Oleh karenanya, tokoh-tokoh pergerakan Nasional, seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, dan Sultan Syahir dibebaskan. Para pemimpin bangsa Indonesia itu bersedia bekerja sama dengan pemerintah militer Jepang. Dengan adanya persetujuan kerja sama, dibentuklah organisasi baru bernama Putera (Pusat Tenaga Rakyat). Organisasi ini dipimpin oleh empat serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara.
   Pusat tenaga Rakyat yang dibentu pada 16 April 1945. organisasi ini disusun sengan pimpinan pusatnya di Jakarta. Organisasi-organisasi profesi yang menjadi anggota Putera, antara lain: Persatuan Guru Indonesia, Perkumpulan Pegawai Pos, Telegraf, dan Radio, Isteri Indonesia, Barisan Banteng, Badan Perantara Pelajar-pelajar Indonesia, dan Ikatan Sport Indonesia.
   Dengan alasan Potera lebih menguntungkan Indonesia, Pemerintah militer Jepang membentuk Organisasi baru, yaitu Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Alasan pembentukan Jawa Hokokai adalah agar Indonesia dihimpun tenaganya lahir dan batin untuk digalang kebaktiannya sesuai dengan hokoseisyen (semangat kebaktian). Di dalam tradisi Jepang ada tiga dasar utama, yaitu rela mengorbankan diri, mempertebal persahabatan, dan mengerjakan sesuatu harus menghasilkan bukti. Pimpinan organisasi ini berada ditangan Gunseikan (kepala pemerintah militer) dan ditiap derah dipimpin oleh Syucokan(gubernur/residen).


   Jawa Hokokai terdiri dari berbagai macam hokokai profesi diantaranya Izi Hokokai (Himpunan Kebaktian Dokter), Kyoiku Hokokai (Himpunan Kebaktian Pndidik), Fujinkai (Organisasi Wanita), dan Ke imin Bunko Syidosyo (Pusat Budaya).
         
 
E.      Dampak Kepada Rakyat Indonesia
 
   Pada mulanya Jepang disambut baik oleh warga Indonesia karena dianggap penyelamat yang menghentikan penjajahan Belanda selama 14 keturunan kepada Indonesia. Setelah bermanis – manis Jepang memulai tindakan penguasaannya kepada Indonesia. Jepang mulai mengambil seluruh hasil bumi Indonesia tanpa bayaran dan diadakannya pengerahan untuk memenuhi segala kebutuhan tentara Jepang di Indonesia untuk kepentingan perang, Sehingga system ekonomi Indonesia sendiri menjadi rusak. Setelah itu Jepang membentuk system Autarki yaitu, rakyat di semua daerah harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Sehingga banyak rakyat kekurangan pangan dan kebutuhan hidup. Industri di Indonesia mulai dihentikan, penjual penjual dilarang berdagang. Hal itu mengakibatkan banyak rakyat Indonesia yang memakai pakaian karung goni pada saat pendudukan Jepang.
   Dalam bidang pendidikan sendiri sangatb mengalami penurunan, dimana pada saat masa penjajahan Belanda sudah sulit untuk mengenyam pendidikan saat pendudukan Jepangpun lebih sulit untuk mengenyam pendidikan. Sekolahpun semakin berkurang. Bebrapa sekolah yang ada pada saat itu adalah :
1. Sekolah umum :
         a. SR lama belajar 6 Tahun 
         b. SMP lama belajar 3 Tahun 
         c. SMA lama belajar 3 Tahun 
2. Sekolah Guru :
         a. Sekolah guru 2 Tahun.
         b. Sekolah guru 4 Tahun 
         c. Sekolah guru 6  Tahun 
Dalam bidang budaya banyak perubahan yang terjadi. Pada saat itu, bahasa Indonesia masik aktif digunakan sebagai bahasa pengantar. Akan tetapi bahasa Belanda dilarang untuk digunakan dan juga film dengan bahasa Belandapun dilarang beredar. Mulai muncul Koran – Koran berbahasa Jepang dan Indonesia. Yang paling berbeda adalah Diberlakukan tradisi Seikeirei yaitu membungkukkan badan kearah matahari terbit sebagai wujud penghormatan Kaisar Jepang dan Dewa Matahari.
Dalam bidang pemerintahanpun banyak terjdi perubahan birokrasinya, dibentuknya undang – undang baru yang memihak pada Jepang adalah sebagai berikut :
q     UU No.27 Tentang aturan pemerintah    daerah.
q     UU No.28 Tentang aturan pemerintah  Syu ( Karesidenan ).
q   Pembagian daerah menjadi 3  Pemerintahan militer.
Organisasi politik dilarang kecuali MIAI ( Majelis Islam Ala Indonesia ) karena sebagian besar bangsa Indonesia beragama islam. Akan tetapi pada bulan Oktober 1943 MIAI diubah menjadi Masyumi.
Dibidang militer bangsa Indonesia dapat dibilang memperoleh keuntungan. Karena diberikan pendidikan militer oleh Jepang yaitu Sishin (semangat juang ) dan bushido ( ksatria berani mati). Hal tersebutlah yang dijadikan oleh Indoneisa sebagai senjata untuk melawan Jepang kembali.
Didirikan organisasi militer PETA ( Pembela Tanah air ) dalam kesatuan ini dikenal Pangkat :
ü      Daidanco  = Komandan batalyon.
ü      Cudanco   = Komandan Kompi.
ü      Shodanco = Komandan Pleton.
ü      Budanco   = Komandan regu.
ü      Giguyun    = Prajurit Sukarela.
 
F.      Perlawanan Indonesia
 
     Memasuki awal tahun 1943 Jepang mulai melemah. Mereka mengalami kekalahan beruntun di berbagi front pertempuran. Pada tanggal 8 Januari 1943, Perdana Menteri Tojo mengumumkan secara resmi bahwa Filipina dan Birma akan memperoleh kemerdekaannya pada tahun itu juga, sedangkan mengenai Indonesia tidak disinggung sama sekali. Pernyataan itu dapat menyinggung perasaan kaum nasionalis dan rakyat Indonesia umumnya. Oleh karena itu, Perdana Menteri Tojo menganggap perlu mengirim Menteri Urusan Asia Timur Raya, Aoki, ke Jakarta awal bulan Mei 1943. Aoki adalah Menteri Jepang pertama kali yang ada di Indonesia.   
            Akhirnya terjadi pemberontakan di Singaparma pada tahun 1943. Perlawanan fisik ini terjadi di pesantren Sukamanah Jawa Barat (Singaparna) di bawah pimpinan KH. Zainal Mustafa. Beliau menolak dengan tegas ajaran yang berbau Jepang, khususnya kewajiban untuk melakukan Seikerei setiap pagi, yaitu memberi penghormatan kepada Kaisar Jepang dengan cara membungkukkan badan ke arah matahari terbit. Kewajiban Seikerei ini jelas menyinggung perasaan umat Islam Indonesia karena termasuk perbuatan syirik/menyekutukan Tuhan. Selain itu beliaupun tidak tahan melihat penderitaan rakyat akibat tanam paksa.
Saat utusan Jepang akan menangkap, KH. Zainal Mustafa telah mempersiapkan para santrinya yang telah dibekali ilmu beladiri untuk mengepung dan mengeroyok tentara Jepang, yang akhirnya mundur ke Tasikmalaya.
Jepang memutuskan untuk menggunakan kekerasan sebagai upaya untuk mengakhiri pembangkangan ulama tersebut. Pada tanggal 25 Februari 1944, terjadilah pertempuran sengit antara rakyat dengan pasukan Jepang setelah salat Jumat. Meskipun berbagai upaya perlawanan telah dilakukan, namun KH. Zainal Mustafa berhasil juga ditangkap dan dibawa ke Tasikmalaya kemudian dibawah ke Jakarta untuk menerima hukuman mati dan dimakamkan di Ancol.
Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya pemaksaan kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang Kabupaten Indramayu.
Pasukan Jepang sengaja bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan Sindang) agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilakukan pada setiap pemberontakan.
Pemberontakan paling besar terjadi pada tahun 1945, yaitu pemberontakan PETA yang berhasil mendorong Jepang. Terjadi beberapa pemberontakan PETA antara lain sebagai berikut :
  • Perlawanan PETA di Blitar (29 Februari 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Syodanco Muradi, dan Dr. Ismail. Perlawanan ini disebabkan karena persoalan pengumpulan padi, Romusha maupun Heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Sebagai putera rakyat para pejuang tidak tega melihat penderitaan rakyat. Di samping itu sikap para pelatih militer Jepang yang angkuh dan merendahkan prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan PETA di Blitar merupakan perlawanan yang terbesar di Jawa. Tetapi dengan tipu muslihat Jepang melalui Kolonel Katagiri (Komandan pasukan Jepang), pasukan PETA berhasil ditipu dengan pura-pura diajak berunding. Empat perwira PETA dihukum mati dan tiga lainnya disiksa sampai mati. Sedangkan Syodanco Supriyadi berhasil meloloskan diri.
  • Perlawanan PETA di Meureudu, Aceh (November 1944)
Perlawanan ini dipimpin oleh Perwira Gyugun T. Hamid. Latar belakang perlawanan ini karena sikap Jepang yang angkuh dan kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.
  • Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap (April 1945)
Perlawanan ini dipimpin oleh pemimpin regu (Bundanco) Kusaeri bersama rekan-rekannya. Perlawanan yang direncanakan dimulai tanggal 21 April 1945 diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.        
      
G.     Kemerdekaan Indonesia
Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. 7 Agustus - BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10 Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air pada tanggal 14 Agustus 1945, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda.
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Moichiro Yamamoto dan bermalam di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi. Dari komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.
Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
Tentara Pembela Tanah Air, kelompok muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran kemudian dibagi-bagikan berisi tentang pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman Proklamasi ke luar negeri.





PENUTUP

            Demikian tugas Nihonshi pengganti Ujian Akhir Semester dengan pembuatan makalah mengenai PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA telah saya buat dengan sebaik – baiknya. Makalah ini kami ambil dari sumber yang berbeda – beda sehingga kami mendapat cukup materi untuk menjadikannya sebagai salah satu behan referensi mengenai sejarah – sejarah baik Jepang maupun Indonesia.

            Kami berharap, makalah ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian. Sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai sejarah kependudukan Jepang di Indonesia yang walau hanya 3,5 tahun tapi sangat membekas di hati para kakek nenek kita yang mengalaminya.

            Kami sangat menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Maka kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan.