Tuesday, November 16, 2010

Iwan Fals yang Baik

1. “Berhentilah jangan salah gunakan, kehebatan ilmu pengetahuan untuk menghancurkan”.

(Puing – album Sarjana Muda 1981)

2. “Hei jangan ragu dan jangan malu, tunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya kita mampu”.

(Bangunlah Putra-Putri Pertiwi – album Sarjana Muda 1981)

3. “Cepatlah besar matahariku, menangis yang keras janganlah ragu, hantamlah sombongnya dunia buah hatiku, doa kami dinadimu”.

(Galang Rambu Anarki – album Opini 1982)

4. “Jalan masih teramat jauh, mustahil berlabuh bila dayung tak terkayuh”.

(Maaf Cintaku - album Sugali 1984)

5. “Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari, bila luka di kaki belum terobati”.

(Berkacalah Jakarta - album Sugali 1984)

6. “Riak gelombang suatu rintangan, ingat itu pasti kan datang, karang tajam sepintas seram, usah gentar bersatu terjang”.

(Cik - album Sore Tugu Pancoran 1985)

7. “Aku tak sanggup berjanji, hanya mampu katakan aku cinta kau saat ini, entah esok hari, entah lusa nanti, entah”.

(Entah - album Ethiopia 1986)

8. “Mengapa bunga harus layu?, setelah kumbang dapatkan madu, mengapa kumbang harus ingkar?, setelah bunga tak lagi mekar”.

(Bunga-Bunga Kumbang-Kumbang - album Ethiopia 1986)

9. “Ternyata banyak hal yang tak selesai hanya dengan amarah”.

(Ya Ya Ya Oh Ya - album Aku Sayang Kamu 1986)

10. “Dalam hari selalu ada kemungkinan, dalam hari pasti ada kesempatan”.

(Selamat Tinggal Malam - album Aku Sayang Kamu 1986)

--------------------------------------------------------

11. “Kota adalah hutan belantara akal kuat dan berakar, menjurai didepan mata siap menjerat leher kita”.

(Kota - album Aku Sayang Kamu 1986)

12. “Jangan kita berpangku tangan, teruskan hasil perjuangan dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan”.

(Lancar - album Lancar 1987)

13. “Jangan ragu jangan takut karang menghadang, bicaralah yang lantang jangan hanya diam”.

(Surat Buat Wakil Rakyat - album Wakil Rakyat 1987)

14. “Kau anak harapanku yang lahir di zaman gersang, segala sesuatu ada harga karena uang”.

(Nak - album 1910 1988)

15. “Sampai kapan mimpi mimpi itu kita beli?, sampai nanti sampai habis terjual harga diri”.

(Mimpi Yang Terbeli - album 1910 1988)

16. “Seperti udara kasih yang engkau berikan, tak mampu ku membalas, Ibu”.

(Ibu - album 1910 1988)

17. “Memang usia kita muda namun cinta soal hati, biar mereka bicara telinga kita terkunci”.

(Buku Ini Aku Pinjam - album 1910 1988)

18. “Dendam ada dimana mana di jantungku, di jantungmu, di jantung hari-hari”.

(Ada Lagi Yang Mati - album 1910 1988)

19. “Hangatkan tubuh di cerah pagi pada matahari, keringkan hati yang penuh tangis walau hanya sesaat”.

(Perempuan Malam - album Mata Dewa 1989)

20. “Kucoba berkaca pada jejak yang ada, ternyata aku sudah tertinggal, bahkan jauh tertinggal”.

(Nona - album Mata Dewa 1989)

--------------------------------------------------------

21. “Oh ya! ya nasib, nasibmu jelas bukan nasibku, oh ya! ya takdir, takdirmu jelas bukan takdirku”.

(Oh Ya! - album Swami 1989)

22. “Wahai kawan hei kawan, bangunlah dari tidurmu, masih ada waktu untuk kita berbuat, luka di bumi ini milik bersama, buanglah mimpi-mimpi”.

(Eseks eseks udug udug (Nyanyian Ujung Gang) - album Swami 1989)

23. “Api revolusi, haruskah padam digantikan figur yang tak pasti?”.

(Condet - album Swami 1989)

24. “Kalau cinta sudah di buang, jangan harap keadilan akan datang”.

(Bongkar - album Swami 1989)

25. “Kesedihan hanya tontonan, bagi mereka yang diperkuda jabatan”.

(Bongkar - album Swami 1989)

26. “Orang tua pandanglah kami sebagai manusia, kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta”.

(Bongkar - album Swami 1989)

27. “Satu luka perasaan, maki puji dan hinaan, tidak merubah sang jagoan menjadi makhluk picisan”.

(Rajawali - album Kantata Takwa 1990)

28. “Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata kata”.

(Paman Doblang - album Kantata Takwa 1990)

29. “Mereka yang pernah kalah, belum tentu menyerah”.

(Orang-Orang Kalah - album Kantata Takwa 1990)

30. “Aku rasa hidup tanpa jiwa, orang yang miskin ataupun kaya sama ganasnya terhadap harta”.

(Nocturno - album Kantata Takwa 1990)

--------------------------------------------------------

31. “Orang orang harus dibangunkan, kenyataan harus dikabarkan, aku bernyanyi menjadi saksi”.

(Kesaksian - album Kantata Takwa 1990)

32. “Ingatlah Allah yang menciptakan, Allah tempatku berpegang dan bertawakal, Allah maha tinggi dan maha esa, Allah maha lembut”.

(Kantata Takwa - album Kantata Takwa 1990)

33. “Kebimbangan lahirkan gelisah, jiwa gelisah bagai halilintar”.

(Gelisah - album Kantata Takwa 1990)

34. “Bagaimanapun aku harus kembali, walau berat aku rasa kau mengerti”.

(Air Mata - album Kantata Takwa 1990)

35. “Alam semesta menerima perlakuan sia sia, diracun jalan napasnya diperkosa kesuburannya”.

(Untuk Bram - album Cikal 1991)

36. “Duhai langit, duhai bumi, duhai alam raya, kuserahkan ragaku padamu, duhai ada, duhai tiada, duhai cinta, ku percaya”.

(Pulang Kerja - album Cikal 1991)

37. “Dimana kehidupan disitulah jawaban”.

(Alam Malam - album Cikal 1991)

38. “Ada dan tak ada nyatanya ada”.

(Ada - album Cikal 1991)

39. “Aku sering ditikam cinta, pernah dilemparkan badai, tapi aku tetap berdiri”.

(Nyanyian Jiwa - album Swami Il 1991)

40. “Aku mau jujur jujur saja, bicara apa adanya, aku tak mau mengingkari hati nurani”.

(Hio - album Swami Il 1991)

--------------------------------------------------------

41. “Bibirku bergerak tetap nyanyikan cinta walau aku tahu tak terdengar, jariku menari tetap tak akan berhenti sampai wajah tak murung lagi”.

(Di Mata Air Tidak Ada Air Mata - album Belum Ada Judul 1992)

42. “Mengapa besar selalu menang?, bebas berbuat sewenang wenang, mengapa kecil selalu tersingkir?, harus mengalah dan menyingkir”.

(Besar Dan Kecil - album Belum Ada Judul 1992)

43. “Angin pagi dan nyanyian sekelompok anak muda mengusik ingatanku, aku ingat mimpiku, aku ingat harapan yang semakin hari semakin panjang tak berujung”.

(Aku Disini - album Belum Ada Judul 1992)

44. “Jalani hidup, tenang tenang tenanglah seperti karang”.

(Lagu Satu - album Hijau 1992)

45. “Sebentar lagi kita akan menjual air mata kita sendiri, karena air mata kita adalah air kehidupan”.

(Lagu Dua - album Hijau 1992)

46. “Kita harus mulai bekerja, persoalan begitu menantang, satu niat satulah darah kita, kamu adalah kamu aku adalah aku”.

(Lagu Tiga - album Hijau 1992)

47. “Kenapa kebenaran tak lagi dicari?, sudah tak pentingkah bagi manusia?”

(Lagu Empat- album Hijau 1992)

48. “Kenapa banyak orang ingin menang?, apakah itu hasil akhir kehidupan?”.

(Lagu Empat- album Hijau 1992)

49. “Anjingku menggonggong protes pada situasi, hatiku melolong protes pada kamu”.

(Lagu Lima - album Hijau 1992)

50. “Biar keadilan sulit terpenuhi, biar kedamaian sulit terpenuhi, kami berdiri menjaga dirimu”.

(Karena Kau Bunda Kami - album Dalbo 1993)
51. “Apa jadinya jika mulut dilarang bicara?, apa jadinya jika mata dilarang melihat?, apa jadinya jika telinga dilarang mendengar?, jadilah robot tanpa nyawa yang hanya mengabdi pada perintah”.

(Hura Hura Huru Hara - album Dalbo 1993)

52. “Tertawa itu sehat, menipu itu jahat”.

(Hua Ha Ha - album Dalbo 1993)

53. “Nyanyian duka nyanyian suka, tarian duka tarian suka, apakah ada bedanya?”

(Terminal – single 1994)

54. “Waktu terus bergulir, kita akan pergi dan ditinggal pergi”.

(Satu Satu – album Orang Gila 1994)

55. “Pelan-pelan sayang kalau mulai bosan, jangan marah-marah nanti cepat mati, santai sajalah”.

(Menunggu Ditimbang Malah Muntah – album Orang Gila 1994)

56. “Mau insaf susah, desa sudah menjadi kota”.

(Menunggu Ditimbang Malah Muntah – album Orang Gila 1994)

57. “Pertemuan dan perpisahan, dimana awal akhirnya?, dimana bedanya?”.

(Doa Dalam Sunyi – album Orang Gila 1994)

58. “Jika kata tak lagi bermakna, lebih baik diam saja”.

(Awang Awang – album Orang Gila 1994)

59. “Bagaimana bisa mengerti?, sedang kita belum berpikir, bagaimana bisa dianggap diam?, sedang kita belum bicara”.

(Awang Awang – album Orang Gila 1994)

60. “Aku bukan seperti nyamuk yang menghisap darahmu, aku manusia yang berbuat sesuai aturan dan keinginan”.

(Nasib Nyamuk – album Anak Wayang 1994)

--------------------------------------------------------

61. “Oh susahnya hidup, urusan hati belum selesai, rumah tetangga digusur raksasa, pengusaha zaman merdeka”.

(Oh – single 1995)

62. “Aku disampingmu begitu pasti, yang tak kumengerti masih saja terasa sepi”.

(Mata Hati – album Mata Hati 1995)

63. “Sang jari menari jangan berhenti, kupasrahkan diriku digenggaman-Mu”.

(Lagu Pemanjat – album Lagu Pemanjat 1996)

64. “Lepaslah belenggu ragu yang membelit hati, melangkah dengan pasti menuju gerbang baru”.

(Songsonglah – album Kantata Samsara 1998)

65. “Berani konsekuen pertanda jantan”.

(Nyanyian Preman – album Kantata Samsara 1998)

66. “Dengarlah suara bening dalam hatimu, biarlah nuranimu berbicara”.

(Langgam Lawu – album Kantata Samsara 1998)

67. “Matinya seorang penyaksi bukan matinya kesaksian”.

(Lagu Buat Penyaksi – album Kantata Samsara 1998)

68. “Bertahan hidup harus bisa bersikap lembut, walau hati panas bahkan terbakar sekalipun”.

(Di Ujung Abad - album Suara Hati 2002)

69. “Jangan goyah percayalah teman perang itu melawan diri sendiri, selamat datang kemerdekaan kalau kita mampu menahan diri”.

(Dendam Damai - album Suara Hati 2002)

70. “Berdoalah sambil berusaha, agar hidup jadi tak sia-sia”.

(Doa - album Suara Hati 2002)

--------------------------------------------------------

71. “Harta dunia jadi penggoda, membuat miskin jiwa kita”.

(Seperti Matahari - album Suara Hati 2002)

72. “Memberi itu terangkan hati, seperti matahari yang menyinari bumi”.

(Seperti Matahari - album Suara Hati 2002)

73. “Jangan heran korupsi menjadi jadi, habis itulah yang diajarkan”.

(Politik Uang – album Manusia Setengah Dewa 2004)

74. “Gelombang cinta gelombang kesadaran merobek langit yang mendung, menyongsong hari esok yang lebih baik”.

(Para Tentara – album Manusia Setengah Dewa 2004)

75. “Terhadap yang benar saja sewenang wenang, apalagi yang salah”.

(Mungkin – album Manusia Setengah Dewa 2004)

76. “Begitu mudahnya nyawa melayang, padahal tanpa diundang pun kematian pasti datang”.

(Matahari Bulan Dan Bintang – album Manusia Setengah Dewa 2004)

77. “Dunia kita satu, kenapa kita tidak bersatu?”.

(Matahari Bulan Dan Bintang – album Manusia Setengah Dewa 2004)

78. “Urus saja moralmu urus saja akhlakmu, peraturan yang sehat yang kami mau”.

(Manusia Setengah Dewa – album Manusia Setengah Dewa 2004)

79. “Di lumbung kita menabung, datang paceklik kita tak bingung”.

(Desa – album Manusia Setengah Dewa 2004)

80. “Tutup lubang gali lubang falsafah hidup jaman sekarang”.

(Dan Orde Paling Baru – album Manusia Setengah Dewa 2004)

--------------------------------------------------------

81. “Buktikan buktikan!, kalau hanya omong burung beo pun bisa”.

(Buktikan – album Manusia Setengah Dewa 2004)

82. “Dunia politik dunia bintang, dunia hura hura para binatang”.

(Asik Nggak Asik – album Manusia Setengah Dewa 2004)

83. “Dewa-dewa kerjanya berpesta, sambil nyogok bangsa manusia”.

(17 Juli 1996 – album Manusia Setengah Dewa 2004)

84. “Tanam-tanam pohon kehidupan, siram siram sirami dengan sayang, tanam tanam tanam masa depan, benalu-benalu kita bersihkan”.

(Tanam-Tanam Siram-Siram – single 2006)

85. “Ada apa gerangan mengapa mesti tergesa gesa, tak bisakah tenang menikmati bulan penuh dan bintang”.

(Haruskah Pergi – 2006)

86. “Persoalan hidup kalau diikuti tak ada habisnya, soal lama pergi soal baru datang”.

(Selancar – 2006)

87. “Jaman berubah perilaku tak berubah, orang berubah tingkah laku tak berubah”.

(Rubah – album 50:50 2007)

88. “Satu hilang seribu terbilang, patah tumbuh hilang berganti”.

(Pulanglah – album 50:50 2007)

89. “Hidup ini indah berdua semua mudah, yakinlah melangkah jangan lagi gelisah”.

(KaSaCiMa – album 50:50 2007)

90. “Tak ada yang lepas dari kematian, tak ada yang bisa sembunyi dari kematian, pasti”.

(Ikan-Ikan – album 50:50 2007)

--------------------------------------------------------

91. “Ada kamu yang mengatur ini semua tapi rasanya percuma, ada juga yang janjikan indahnya surga tapi neraka terasa”.

(Cemburu – album 50:50 2007)

92. “Hukum alam berjalan menggilas ludah, hukum Tuhan katakan “Sabar!”.

(Kemarau – uncassette)

93. “Yang pasti hidup ini keras, tabahlah terimalah”.

(Joned – uncassette)

94. “Oh negeriku sayang bangkit kembali, jangan berkecil hati bangkit kembali”.

(Harapan Tak Boleh Mati – uncassette)

95. “Oh yang ditinggalkan tabahlah sayang, ini rahmat dari Tuhan kita juga pasti pulang”.

(Harapan Tak Boleh Mati – uncassette)

96. “Tuhan ampunilah kami, ampuni dosa-dosa kami, ampuni kesombongan kami, ampuni bangsa kami, terimalah disisi-Mu korban bencana ini”.

(Saat Minggu Masih Pagi – uncassette)

97. “Nyatakan saja apa yang terasa walau pahit biasanya, jangan disimpan jangan dipendam, merdekakan jiwa”.

(Nyatakan Saja – uncassette)

98. “Usiamu tak lagi muda untuk terus terusan terjajah, jangan lagi membungkuk bungkuk agar dunia mengakuimu”.

(Merdeka – uncassette)

99. “Kau paksa kami untuk menahan luka ini, sedangkan kau sendiri telah lupa”.

(Luka Lama – uncassette)

100. “Oh Tuhan tolonglah, lindungi kami dari kekhilafan, oh ya Tuhan tolonglah, Ramadhan mengetuk hati orang orang yang gila perang”.
(Selamat Tinggal Ramadhan – uncassette)

Saturday, November 13, 2010

Hal Yang Baik Di Hari Yang Baik

Banyak orang membenci hari Senin karena harus kembali ke rutinitas dan sebaliknya menanti hari Jumat untuk segera mengakhiri segala rutinitas yang ada. Namun apapun harinya, selalu ada hal yang terbaik untuk dilakukan, termasuk berhubungan seksual. Hari kamis adalah hari terbaik untuk melakukan hubungan seksual. Mengapa?

Menurut penelitian terbaru dari London School of Economics, hari apapun dapat menjadi maksimal dalam melakukan kegiatan apapun.

Seperti dilansir dari Thesun, berikut hal-hal terbaik yang dapat dilakukan pada hari tertentu:

Senin, hari terbaik untuk menghilangkan stres
Carilah waktu untuk bersantai di hari Senin. Sebuah studi di British Medical Journal menunjukkan bahwa 20 persen orang lebih mungkin meninggal karena serangan jantung di hari Senin. Hal ini akan semakin diperburuk bila seseorang menghabiskan waktu akhir pekan untuk minum-minum alkohol dan kembali stres bekerja di hari Senin.

Selasa, hari terbaik untuk membuat daftar tugas
Berdasarkan hasil survei Gallup, orang-orang pekerja akan sangat produktif di hari Selasa. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa 39 persen pekerja tidak produktif di hari Senin, sehingga hari Selasa Anda harus membuat daftar tugas.

Sedangkan menurut survei kesehatan GfK NOP, di hari Selasa sedikit orang yang melakukan hubungan seksual karena terlalu sibuk dengan rutinitas.

Rabu, hari terbaik untuk mencari cinta
Berdasarkan hasil survei, 40 persen dari 8.000 partisipan lajang menganggap bahwa hari Rabu merupakan hari terbaik untuk melakukan kencan pertama. Hal ini karena bila kencan pertama berjalan lancar, maka ada 'waktu bernapas' satu hari sebelum melanjutkan kencan berikutnya di hari Jumat dan akhir pekan.

Kamis, hari terbaik untuk berhubungan seksual
Berdasarkan penelitian, tingkat energi kortisol alami yang merangsang hormon seks berada di titik puncak pada hari Kamis. Aturlah jam alarm Anda agar terbangun dan siap untuk melakukan hubungan seks di pagi hari Kamis. Hari ini adalah ketika hormon seks testosteron pada pria dan estrogen pada wanita lima kali lebih tinggi dari biasa.

Jumat, hari terbaik untuk berhenti merokok
Menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat, mematikan rokok di hari Jumat akan membuat orang mampu bertahan dari godaan merokok di akhir pekan. Hal ini karena Jumat merupakan hari pertama ketika orang sedang berada di tekad yang kuat untuk dapat berhenti merokok.

Sabtu, hari terbaik untuk tetap sadar
Menurut British Medical Journal, ada hampir 70 persen orang masuk rumah sakit di hari Sabtu karena penyalahgunaan alkohol yang berlebihan ketimbang hari-hari lainnya.

Minggu, hari terbaik untuk bersantai
Di akhir pekan, saatnya menghilangkan semua lelah dan bersantai bersama keluarga. Carilah tempat untuk berlibur dan bersantai. Hal ini baik untuk mempersiapkan energi kembali untuk memulai beraktifitas di hari Senin. Hindari konsumsi alkohol atau begadang di hari Minggu, karena Anda harus tetap kembali bekerja di hari Senin.

source: http://wisbenbae.blogspot.com/2010/10/kamis-hari-terbaik-buat-begituan.html

Saturday, November 6, 2010

Beautiful Memories. Monogatari DAI 2 KA.

Akhirnya dengan sebuah keajaiban perpustakaan aku dan Kie pacaran. Saat ini di dalam dadaku sedang meluap – luap kebahagiaan. Bel istirahat siang berbunyi, aku menatap ke bangku sebelah tempat Kie duduk. Aku masih gugup kalau bicara dengannya. Sambil memperlihatkan bekal makanan aku mulai bicara.

“Makan…”, bodohnya hanya itu yang bisa kukatakan. Padahal jika bisa aku ingin katakan “Ayo kita makan siang di sarang cinta kita.” Atau kata – kata lain yang lebih romantis.

“He eh.. di taman ya…”, Kie mengatakannya dengan senyum manisnya. Membuatku kalah telak.

Kami makan siang ditaman sekolah. Dekat lapangan baseball. Aku tidak pernah berani memulai pembicaraan. Jadi selalu Kie yang mulai berbicara.

“Aku baru tahu…”

“Apa?”

“Ternyata Ryosuke orangnya pemalu…”, dia tersenyum. Aku mulai salting.

“Eh… bukannya pemalu…”

“Kalau tahu gitu harusnya dari dulu aja aku langsung nembak… jadi aku nggak perlu mikir yang aneh – aneh deh…”

“Aneh – aneh?”

“Ya, aku mikirnya ryosuke bener – bener benci sama aku. Sampai – sampai liat mukaku aja nggak mau. Gara – gara itu aku sempet mikir harusnya aku nggak pindah kesini…”, aku benar – benar merasa bersalah.

“Maaf… aku… nggak tahu kenapa… nggak bisa ngomong sama orang yang aku…. Aku suka…”

“Hihi… nggak apa – apa kog. Justru Ryosuke yang kayak gitu aku suka banget.”

Wajahku kembali memerah. Lebih merah dari kepiting rebus. Mungkin ini namanya saat – saat bahagia sepasang kekasih. Saat sedang enak – enaknya berduaan, tiba – tiba keito datang dan segerombolan anak - anak lain dibelakangnya.

“Ryosuke, ini Yamada. Dia yang mau masuk ekskul musik kita…”

Dasar pengganggu masa – masa indah sepasang kekasih. Kupelototi Keito. Keito kaget, berpikir selama dua detik menatap Kie dan mengerti. “Gomen” katanya pelan. Saking pelannya sampai hanya aku yang bisa mendengarnya.

“Eh, ekskul musik? Emang di sekolah kita da ekskul musik?”, Tanya Kie padaku.

“Sebenernya belum, aku dan adik kelasku ini mau membentukknya. Tapi untuk membuat ekskul paling nggak dibutuhin 10 orang. Tapi kita cuman punya empat anggota. Ini kita masih cari satu orang lagi.”

“Wah keren, gimana kalo aku aja yang jadi anggotanya. Yah emang sih aku nggak gitu bisa main musik. Anggap aja jadi pelengkap buat bikin ekskul.”

“Beneran kamu mau?”

“He em… boleh?”

“Tentu aja… akhirnya aku bisa bentuk grup musik sendiri…”

Aku, keito dan gerombo;an anak dibelakangnya kegirangan. Kami segera membentuk surat permohonan pembentukan ekskul. Dan kami berlima menghadap wakasek Hyun Joong. Dengan mudahnya permintaan kami diterima. Aku benar – benar bahagia, dan kuharap kebahagiaanku bersama teman – teman dan Kie terus berlanjut.

***

Saat itu hari Minggu, aku dan kie merencanakan kencan pertama kami. Aku menjemputnya dengan motorku di depan rumahnya. Tak lama dia keluar. Kie terlihat sangat manis. Memakai celana tiga per empat dan sepatu kets. Kaos birunya ditutupin dengan blazer rajutan putih yang tebal. Memang cuaca kali ini cukup dingin. Kami berpandangan dan diam sejenak. Lagi – lagi dia memulai pembicaraan.

“enaknya kita kemana?”

“Ehm… gimana kalo laut?”

“Oke, laut musim dingin. Unik juga he he…”

Kami bersepeda motor ke laut. Di perjalanan kami hanya diam. Sampai lagi – lagi, dia memulai pembicaraan.

“Aku baru tahu kalau Ryosuke bisa naik motor.. biasanya di sekolah naek sepeda sih…”

“Yah, sekolah sama rumahkan deket. Jadi aku pikir nggak perlu naek motor.”

“He he… nanti ajarin aku naik motor yah…”

“Boleh..”

Kudengar dia tersenyum. Tak lama setelah itu dia mempererat pelukannya di belakangku. Kuharap dia tidak merasakan degupan jantungku yang seperti bom siap meledak ini. Kurasakan tubuh lembutnya di punggungku, membuatku makin bedebar - debar. Lima belas menit perjalanan, kami sampai di laut. Angin berhembus kencang.

“Wah kalau musim dingin laut sepi banget yah… Padahal kalau musim panas rame banget.”

“Yah, emang Cuma Ryosuke yang mau ke laut dingin – dingin kayak gini.”

Kami saling bertatapn dan tersenyum. Kie melangkahkan satu kakinya untuk lebih mendekat padaku. Dia mendekatkan kepalanya ke kepalaku. Apa ini? Apa dia ingin aku menciumnya? Jantungku berdegup kencang. Aku takut suara jantungku ini sampai terdengar di telinganya. Aku terdiam, membuat Kie menunggu cukup lama. Akhirnya Kie berhenti mentapku dan melihat ke arah laut. Dia terlihat kecewa.

“Ryosuke? Gimana perasaanmu ke aku?” dia mengucapkannya pelan.

“eh… aku… cin… cin…”

“Cin? Apa?”, Kie menatapku lagi antusias. Berharap. Jantungku semakin berdegup kencang. Dan aku mulai gugup lagi.

“Cin… Cin… Cinderella itu kasian banget yah… dia disiksa sama kakak – kakaknya…”

Kie terlihat syok. Kecewa. Lalu mengambil nafas panjang, dan kembali manatap laut. Aaargghh… kenapa sih aku tidak pernah bisa mengatakan sesuatu yang sangat penting. Aku bahkan tidak berani menciumnya.

Setelah itu kami hanya ngobrol di pantai. Sesekali kami memainkan pasir pantai untuk dibuat seperti istana. Tapi selalu gagal. Dua jam kami di pantai. Dan kami memutuskan untuk pulang. Pada saat kami jalan menuju motor tiba – tiba Kie menarik tanganku.

“Ryosuke.. cium aku…”

Aku diam, kaget, tidak bisa bergerak. Kie memintaku langsung untuk menciumnya. Sekarang jantungku sudah benar – benar ingin pecah. Cukup lama aku diam, tidak berani bergerak. Aku hanya menatapnya. Apa dia benar – benar ingin aku menciumnya? Hatiku belum siap. Mencium cewek yang benar – benar aku sukai, entah apa yang akan kulakukan selanjutnya.

“ Sudahlah…”, Kie melepaskan tangannya padaku.

Terlihat sangat kecewa. Berjalan di depanku. Aku benar – benar merasa bersalah. Aku ingin memelukknya, tapi aku tidak punya cukup keberanian untuk itu. Sesampainya di motorku, dia membalik punggungnya dan kembali tersenyum. Senyuman yang sangat manis.

“Ajari aku naik motor..”

“Oke…”

Dia duduk di depan sedang aku di belakang. Aku menstaterkan motorku..

“Yang sebelah kanan itu buat gas… coba putar pelan – pelan…”

Kie memutar gasnya pelan. Dan motorpun berjalan pelan. Sepuluh meter pertama dia menyetir dengan lancar. Kie terlihat sangat senang, dan akupun lega dia tidak sedih lagi. Aku berjanji pasti akan kukatakan “ Aku Cinta kamu” dan menciumnya. Tapi aku harus latihan dulu. Membayangkannya saja membuatku berdebar - debar membuatku semakin mempererat pelukanku padanya.

Kami berjalan pelan dan di pinggir. Di depan kami ada tikungan. Kukatakan padanya untuk pelan – pelan membelokkan stirnya. Dengan pelan dan hati – hati Kie membelokkan stirnya. Tapi tanpa kami sadari di sisi jalan yang lain ada truk yang sedang melaju cepat. Kie sangat kaget karena truk itu, sehingga keseimbangannya oleng. Motor ini tiba – tiba berbelok ketengah. Dan kejadian itu terjadi sangat cepat. Truk itu menabrak motor kami. Aku terjatuh ke samping motor dan Kie terpental ke depan truk dan jatuh mengenai pinggiran jalan.

Kesadaranku masih ada, truk yang menabrak kami berhenti sebentar. Supirnya melihat ke arah Kie dan tiba – tiba dia melajukan kembali truknya. Aku langsung merangkak menuju Kie. Disitu kulihat darah di mana- mana. Darah keluar dari setiap luka di tubuhnya. Aku terdiam. Tidak bisa bergerak. Kurasakan otakku kelu melihatnya. Kupanggil dia berkali – kali, tapi dia tidak menjawab.kusentuh kepalanya yang tertutup rambut, dan kulihat tanganku basah dengan cairan kental merah. Kepalanya luka. Darah terus keluar. Tanganku gemetar. Seluruh tubuhku mengejang. Aku melihat kanan dan kiri tapi tidak ada siapa – siapa. Aku mencari tasku.. tanpa mempedulikan bunyi “krak” dikakiku aku beruasaha secepat mungkin merogoh tasku dan mengambil handphone. Kutelpon nomor pertama yang bisa ku telpon. Di sebrang sana Keito menjawab.

“Halo… ada apa Ryosuke, kau sedang kencankan hari ini?”

“Kie… Kie… ku… kumohon… selamatkan… kembalikan dia…ku… kumohon…”, rintihku gemetaran hampir tak terdengar.

"Ryosuke… Ryosuke ada apa…. apa yang terjadi?”

***

Sudah satu bulan sejak kejadian itu. Kie tidak bisa di selamatkan. Dia kehilangan banyak darah sehingga meninggal di ambulans saat perjalanan kami menuju rumah sakit. Tapi aku tahu itu bohong. Aku sama sekali tidak percaya akan hal itu. Aku tahu dia masih ada di sampingku. Mungkin dia marah karena aku tidak bisamengucapkan “Aku cinta kamu” atau dia ngambek karena aku hanya diam waktu dia minta aku menciumnya.

Aku tahu sekarang dia sedang bersembunyi menungguku untuk menyerah. Dan dia akan tersenyum manis lagi sambil berkata “Tuh kan… nggak bisa kalo nggak ada aku. Makanya cium donk…” Dan pasti aku akan langsung menciumnya atau apapun yang dia inginkan.

Karena itu Kie, kumohon… aku sudah menyerah… aku benar – benar tidak bisa tanpamu. Kembalilah dan tersenyum lagi padaku.

Aku terus menunggunya. Setiap hari di kelas aku terus melihat ke arah sampingku. Di meja yang kosong itu di letakkan vas bunga dan bunga krisan. Aku selalu kesal kalau anak – anak melakukan hal itu. Aku selalu mengambil vas itu dan membuangnya. Apa mereka tidak sadar, kalau Kie datang dan melihat itu semua dia akan kecewa. Aku benar – benar tidak ingin melihatnya kecewa untuk kesekian kalinya.

Anak – anak di kelas sangat keras kepala. Mereka benar – benar berfikir kalau Kie sudah mati, bahkan Keito yang mengerti akupun memaksaku untuk menerima. Menerima apa? Kie tidak pergi? Dia akan kembali…

Aku kesal pada anak – anak dan memutuskan untuk tidak mau sekolah. Biar kutunggu saja Kie di rumah. Dia pasti akan datang kerumah dan tersenyum manis seperti biasa lagi.

Sesekali Keito, dan anak - anak klub musik datang ke rumah. Mereka terus mengatakan tentang grup musik atau apalah itu. aku tidak peduli. Saat ini aku hanya ingin menunggu Kie dan aku akan terus menunggunya.

Tak lama setelah itu, aku benar – benar bosan dirumah. Mungkin Kie lupa alamat rumahku. Jadi aku memutuskan untuk datang kerumahnya. Sesampai dirumahnya, di depan rumah itu ada seorang ibu yang sedang menyiram tanaman. Dia menatapku…

“Kau... jangan – jangan kamu Ryosuke ya..?”

Lalu dia mengajakku masuk. Dia pergi sebentar dan kembali dengan membawa sebuah buku di tangannya.

“Ini, waktu tante bersih – bersih kamar Kie, tante menemukan ini di bawah tempat tidurnya. Tante rasa lebih baik kamu yang membawanya. Kamu Ryosuke pacarnya Kie, kan? Tante mohon maaf atas segala kesalahan Kie… tolong ikhlaskan dia.. biar anak tante bisa tenang di atas sana…”

Lagi – lagi orang ini mengatakan hal tidak jelas. Sudah kubilang Kie belum mati. Aku memutuskan untuk pergi dari rumahnya. Dan berlari menuju menuju sekolah. Saat itu sekolah sudah kosong, berarti ini hari Minggu atau entah hari libur apa ini. Hari - hariku sebulan ini terasa begitu sama tanpa Kie. Tapi aku berhasil memasuki sekolah itu, aku memanjat pagar dan merusak engsel pintu dengan batu yang kutemukan dibawah pohon tempat dimana aku dan Kie selalu makan siang bersama. Aku merasa mual melihat pohon itu. Aku naik ke lantai paling atas dan menuju perpustakaan. Kuingat kembali saat dia menyatakan perasaannya sambil menangis. Tiba – tiba air mataku jatuh.

“Kie… Kie… dimana kamu… Kie.. Kumohon.. KIE JANGAN SEMBUNYI…”

Aku mencarinya di setiap sudut perpustakaan. Aku takut. Pusing. Otakku tarasa ditekan. Aku tidak mau menerima apa yang terjadi. Aku tidak mau kehilangan Kie. Sungguh aku tahu ini tidak nyata, ini hanya mimpi. Mungkin aku harus mencubit pipiku untuk menyadarkanku dari mimpi. Tapi itu tidak cukup sakit, rasa sakit di sekujur di dada dan otakku ini terasa begitu nyata. Aku harus menemukan sesuatu yang lebih sakit dari sekedar cubitan di pipi.

Aku terhenti saat aku menemukan jendela di pojok ruangan. Apakah jika aku lompat dari lantai lima ini aku akan menemukannya. Mungkin aku bisa tersadar dan bangun dengan itu, atau mungkin aku bisa menyusulnya jika ini benar - benar terjadi. Perlahan kulangkahkan kakiku. Kurasakan kakiku gemetaran, tapi aku terus melangkah. Yang kuinginkan hanyalah bertemu dengan Kie. Sampai di depan jendela, aku membuka jendela itu. aku mulai menaikkan kaki kananku ke jendela itu dengan perlahan. Kurasakan debaran jantungku yang semakin cepat, kurasakan pula perasaan lega saat dimana aku akan mengakhiri penderitaan ini dan bertemu dengan Kie. Tetapi tiba – tiba angin berhembus sangat kencang… aku terdorong jatuh di lantai. Buku yang kepegang tadi juga terjatuh dan terbuka. Disitu ada selembar fotoku.

Aku menatap buku itu, kulihat fotoku yang difoto bersama anak – anak awal kelas tiga. Hari pertama Kie masuk. Foto itu sengaja dipotong hanya bagianku saja yang diletakkan di sela - sela bukunya. Aku membaca tulisan tangan Kie di buku itu.

Hari pertama masuk, deg degan banget... tapi ada yang menarik perhatianku. Dia duduk disebelahku. Senyumannya manis banget..
Aku membalik lembar berikutnya…

Kenapa sih dia jutek banget. Padahal kalo sama yang lain dia bisa senyum manis banget... kalo sama aku…

Aku membalik lagi berkali – kali…

Hari ini indah banget... aku beraniin diri bilang suka ke Ryosuke. tahu – tahu aku langsung dipeluk. Saking senengnya aku sampe nangis dipelukannya... malu banget...tapi seneng... apa lagi pertama kalinya dia senyum sama aku. Manis banget. Aku selalu pingin lihat senyumannya untukku itu..

Air mataku menetes... kuingat lagi saat itu… Aku masih ingat setiap sudut perpustakaan ini saat memelukknya.. Aku bahkan masih merasakan hangatnya pelukan Kie saat itu.. aku membalikkan lembarannya…

Aku nggak tahu gimana perasaan Ryosuke yang sebenarnya ke aku. Dia nggak pernah bilnga suka atau cinta.. emang sih kita kayak pacaran.. tapi nggak apa – apa deh.. asal dia senyum terus ke aku.. senyumannya yang bagai malaikat...
Aku cinta kamu… aku cinta banget sama kamu… aku cinta kamu lebih dari apapun di dunia ini… kumohon… kembalilah… aku menangis.. terus menangis.. aku semakin membulatkan tekadku untuk menyusulnya… untuk mengatakan perasaanku padanya… dan hal yang sama terjadi lagi, saat aku akan menuju jendela itu angin berhembus lagi… kali ini terasa lebih kuat dan hangat, entah angin hangat apa di bulan November ini.. karena angin itu lembaran itupun terbuka dengan sendirinya... beberapa kali lembaran itu berbalik, seakan - akan memilih satu lembar khusus... saat lembaran itu berhenti, tepat saat angin itu menipis.. aku membaca lembaran buku yang terbuka itu…

Aku paling suka senyumanmu Ryosuke. Kamu emang nggak pernah bilang cinta sama aku. Tapi aku percaya sama kamu. Aku percaya sama perasaanmu saat ini. aku percaya bahwa perasaanmu dan perasaanku saat ini nyata. Aku percaya bahwa hubungan indah kita ini nyata. Besok kencan pertama kita. Aku harap kamu bisa bilang “Aku Cinta Kamu” ke aku. Juga ngasih ciuman pertama buat aku.. tapi kalo kamu masih malu nggak apa – apa kog... asal kamu terus senyum, aku mau nunggu kamu seberapa lamapun.. asal kamu terus senyum sama tertawa.. aku rela mati.. aku rela mati demi senyuman dan kebahagiaanmu.. Sungguh... makanya aku pingin liat senyummu terus... tawamu terus.. kebahagiaanmua.. yah walo terlalu dini buat mikirin masa depan. Walopun suatu saat Ryosuke nggak sama aku, dan memilih gadis lain. tapi asal kamu terus tersenyum aku senang.. tersenyumlah.. ayo kita bahagia bersama..

Aku tidak bisa membendung air mataku. Aku tahu apa maksud semua ini. Aku tahu apa yang kamu inginin Kie. Air mataku terus membanjiri pipi dan mulai membasahi pakaianku. Mataku terasa ngilu karena terlalu banyak menangis, tapi air mata ini tidak bisa berhenti. Dadaku sesak menahan isak. Otakku terasa kelu merasakan kesedihan ini.

“Kenapa… kenapa kamu pergi begitu cepat… setidaknya, beri aku waktu untuk katakan `Aku Cinta Kamu` `Aku Sayang Kamu` `Aku menginkanmu Disisiku`… atau kasih aku waktu buat cium kamu.. atau apapun yang kamu inginin.. Kie.. Kie.. Kie... kenapa.. kenapa…”

Aku tidak bisa melanjutkan kata – kataku. Tenggorokanku tersendat karena isak tangisku. Aku tahu Kie kamu ingin aku tertawa. Aku janji setelah ini aku akan tertawa dan terus tertawa seperti yang kamu pinta. Tapi kali ini saja. Biarkan aku menangis. Kali ini aja. Aku benar – benar ingin menangis… kali ini saja…

***

Things I Get

Aku dapet quote (yg panjang) ini waktu lai muter2in fb orang....

oke hobbyku di FB emang stalkering XDD

dan walaaaa......

aku dapet sesuatu yang igin banget aku share ke pembaca (emang ada yg baca =_=a) sekalian.

Sebuah cerita mungkin akan bisa menggambarkan indonesia saat ini silahkan disimak.

Judulnya Ketika Tuhan Menciptakan Indonesia.

Suatu hari Tuhan tersenyum puas melihat sebuah planet yang baru saja diciptakan- Nya. Malaikat pun bertanya, "Apa yang baru saja Engkau ciptakan, Tuhan?" "Lihatlah, Aku baru saja menciptakan sebuah planet biru yang bernama Bumi," kata Tuhan sambil menambahkan beberapa awan di atas daerah hutan hujan Amazon. Tuhan melanjutkan, "Ini akan menjadi planet yang luar biasa dari yang pernah Aku ciptakan. Di planet baru ini, segalanya akan terjadi secara seimbang".Lalu Tuhan menjelaskan kepada malaikat tentang Benua Eropa. Di Eropa sebelah utara, Tuhan menciptakan tanah yang penuh peluang dan menyenangkan seperti Inggris, Skotlandia dan Perancis. Tetapi di daerah itu, Tuhan juga menciptakan hawa dingin yang menusuk tulang.Di Eropa bagian selatan, Tuhan menciptakan masyarakat yang agak miskin, seperti Spanyol dan Portugal, tetapi banyak sinar matahari dan hangat serta pemandangan eksotis di Selat Gibraltar.Lalu malaikat menunjuk sebuah kepulauan sambil berseru, "Lalu daerah apakah itu Tuhan?" "O, itu," kata Tuhan, "itu Indonesia. Negara yang sangat kaya dan sangat cantik di planet bumi. Ada jutaan flora dan fauna yang telah Aku ciptakan di sana. Ada jutaan ikan segar di laut yang siap panen. Banyak sinar matahari dan hujan. Penduduknya Ku ciptakan ramah tamah,suka menolong dan berkebudayaan yang beraneka warna. Mereka pekerja keras, siap hidup sederhana dan bersahaja serta mencintai seni."Dengan terheran-heran, malaikat pun protes, "Lho, katanya tadi setiap negara akan diciptakan dengan keseimbangan. Kok Indonesia baik-baik semua. Lalu dimana letak keseimbangannya? "Tuhan pun menjawab dalam bahasa Inggris, "Wait, until you see the idiots I put in the government." (tunggu sampai kau Saya menaruh 'idiot2′ di pemerintahannya)

 Yeph...
ini untuk NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA 

mungkin kalo emang yg dibilang "idiot" itu lihat dan bakal bilang "hei, gag semudah itu ngatur Indonesia. Kamu rakyat bisanya cuma ngomong ma kritik aja..."

dan aku akan jawab " itu tugas kalian, kami berhak untuk marah... kalau memang merasa tidak mampu, mohon duduk diam saja dan baca koran sambil minum kopi mahal ekspor luar negri itu..."

Indonesia sedang menunggu orang pintar...

Beautiful Memories. Monogatari DAI 1 KA.

Aku suka dia. Aku suka dia. Aku suka dia. Aku suka dia. Aku suka dia. Aku suka dia. Aku suka dia. Aku suka dia.

“Tentu aja aku nggak suka sama dia., aku nggak suka anak yang nggak bisa bergaul...”

Anak yang kumaksud “dia” itu mandengar apa yang kukatakan. Dia seakan – akan sangat kecewa dan berlari maninggalkan kelas.

“Ryosuke kau membuat dia nangis tuh…”, Keito menyenggol tanganku sambil tertawa.

Aaahh.. lagi – lagi aku menyakiti hatinya. Dia adalah Kie (Kyaaa… aku lho tokoh utama ceweknya >_____<). Dia baru pindah ke sekolah ini saat awal kelas tiga. Dan sebenarnya sejak pertama aku melihatnya aku sudah menyukainya. Tapi entah mengapa bodohnya aku, aku tidak pernah bisa berkutik jika berdekatan dengannya. Aku bahkan tidak berani menatap matanya. Padahal dia duduk disebelahku.

Aku hanya bisa menatapnya dari samping. Itupun harus kulakukan diam – diam. Rambutnya yang hitam panjang. Bibir merahnya yang kecil dan tipis. Dan matanya yang bulat. Juga kebiasaanya memajukan bibirnya pada saat sedang serius. Sangat cantik. tapi pujian itu hanya bisa kukatakn dalam hati. Aku bahkan belum mengatakan “Hai, namaku Kyosuke senang berkenalan denganmu.” Dan aku yakin aku tidak akan punya cukup keberanian untuk berbicara selancar itu dengannya.

“Kyosuke.. tolong Bantu aku menulis absensi…”, pinta Ketua Kelas padaku.

“Oke..”

“Kyosuke.. kau dipanggil Tomo Sensei di ruang guru. Katanya masalah nilai anak – anak…”, kata Mikan…

“Iya… bentar lagi aku kesana…”

“Kyosuke.. aku pinjaam pee eeer…” pinta teman yang duduk di depanku…

“ Ambil aja di tas…”

“Wah, pagi – pagi gini udah sibuk. Emang Kyosuka sang malaikat nggak pernah bisa nolak permintaan anak – anak.”, Keito mengusap – usap kepalaku sambil tersenyum lebar.

“Kalau Cuma gitu ya nggak perlu ditolak, kan? Udah deh aku ke Tomo Sensei dulu. Repot kalau dia nanti ceramah gara – gara aku telat.”

Aku meninggalkan kelas dan berjalan ke ruang guru. Entah gimana aku dijuluki Kyosuke sang malaikat. Padahal menurutku aku biasa – biasa saja. Mereka memang sering meminta tolong padaku. Kalau memang yang mereka minta bukan hal yang aneh – aneh pasti akan kutolong. Apa lagi aku dikenal supel dan murah senyum. Kata Keito aku selalu tersenyum waktu bicara sama orang lain, mungkin itu kebiasaan sejak kecil.

Tapi aku tidak pernah bisa tersenyum dengan Kie. Aku selalu gugup jika harus berbicara dengannya. Mungkin percakapanku dengannya hanya sebatas “Nih.. (waktu kasih lembar soal ulangan.)” atau “Tuh… (waktu Kie dipanggil guru)” atau “Hmm.. (waktu dia tanya tentang pelajaran)” kalau dipikir – pikir, dia sudah berusaha mengakrabkan diri padaku. Tapi akunya malah yang terlalu gugup bicara dengannya. Kegugupanku malah terlihat seperti ketus. Tak lama aku melihat Kie di depanku. Kami berpapasan. Dia melihatku dan seakan – akan ingin mengatkan sesuatu. Aku sangat gugup, saking gugupnya aku langsung memalingkan muka. Dia terlihat sangat kecewa, dan lagi – lagi aku melukai hatinya. Tapi aku tidak berani memandangnya, aku berlari meninggalkannya. Ya, akulah si malaikat pengecut.
***

Aku benar – benar diceramahi Tomo Sensei karena datang terlalu lama. Akhirnya sebagai hukuman aku diutus untuk meletakkan buku tugas anak – anak ke perpustakaan. Aku berjalan terhuyung ke perpustakaan. Buku – buku itu sangat berat. Sampai di perpustakaan yang sangat sepi itu aku melihat Kie sedang mengatur buku – buku. Aku baru ingat kalau dia ikut menjadi anggota perpustakaan.

Lagi – lagi aku gugup. Sangat gugup. Apalagi hari ini aku sudah mengacuhkannya dua kali. Dan aku tidak mau melukai perasaannya lagi. Aku benar – benar ingin minta maaf tapi tak bisa kulakukan. Kegugupanku mengunci rapat mulutku. Tapi tiba – tiba, lenganku menyenggol meja. Buku – buku yang kebawa dengan susahnya, terjatuh semua. Aku kebingungan untuk memungutinya lagi. Benar – benar memalukan.

Kie yang melihatku kesulitan langsung membantuku. Aku hanya menatapnya sebentar lalu sibuk mengambili buku buku. Atau lebih tepatnya sibuk mengatur detak jantungku yang tak karuan. Tanpa sadar kami mengambil buku yang sama. Jantungku berdegup lebih cepat lagi. Spontan kutarik buku itu, Kie terlihat sangat kaget.

“Apa kau begitu membenciku?”, dia memulai kata – katanya.

Tentu saja tidak. Aku sangat menyukaimu. Sangat. Andai kata – kata itu bisa kuucapka. Tapi aku hanya diam merapikan buku terakhir. Dan berdiri, meletakkannya di meja. Menatap Kie, aku terlalu pengecut untuk mengucapkan kata saat ini.

“Ternyata kau benar – benar membenciku ya…”

Matanya mulai berkaca – kaca. Aku benar – benar ingin menghapus air matanya. Tapi aku hanya terpaku tidak bisa bergerak. Kumohon jangan menangis untukku. Sebelum dia semakin sakit, aku harus pergi dari sini. Aku berbalik dan bersiap membuka pintu perpustakaan.

“Nggak peduli seberapa bencinya kamu sama aku… tapi… aku… suka kamu….”, kata – kata itu pelan diucapkannya. Dengan sedikit terisak.

Aku langsung berbalik. Meyakinkan apa yang baru saja kudengar. Aku terbelalak melihatnya. Dia menghadap ke lantai dengan terisak.

“Apa yang kamu katakan tadi…”

Dia kaget dan ketakutan. Mungkin nada suaraku yang gugup itu terdengar sangat menakutkan dimatanya.

“Maaf… aku seenaknya menyukaimu…” , Dia meletakkan kedua tangannya di dada.

Aku terhuyung. Orang yang selama ini diam – diam sangat kusukai menyakan cinta padaku. Apa ini keajaiban? Atau hanya mimpi? Ini terlalu indah kalau hanya sekedar mimpi… saking senangnya kakiku sampai lemas dan aku terjatuh di lantai.

Kie kaget melihatku terjatung. Dia menghampiriku. Menatapku cemas dengan mata basahnya.

“Kamu nggak apa – apa?”

Aku tidak bisa menjawabnya. Aku hanya terus menatapnya. Pertama kalinya aku mentapnya langsung dengan jarak sedekat ini. Aku mengingat lagi pernyataan cintanya. Membuat dadaku penuh. Aku tersenyum padanya. Menggerakkan kedua tanganku untuk memeluknya. Kie gelagapan, dan bingung.

“Diam dulu, biarin aja gini dulu sebentar. Kasih aku waktu buat ngolah kata – kata yang selama ini nggak bisa aku ucapin ke kamu…”

Kie terdiam. Kurasakan dia menarik nafas, dia mulai menggerakkan tangannya untuk membalas pelukanku. Mendekatkan tubuhnya padaku. Di dadaku, dia mulai terisak lagi.