Dan Bebaskanlah Kami Dari Yang Jahat
Ingin bersembunyi, ingin bersembunyi
Memandang sajak – sajak lampau yang mengalir
Masa lalu yang lengkap dalam kubur menggerang
Menjauhi, membunuh detik – detiknya yang hilang
”Adakah Tuhan dalam batinmu??”
Seperti sebatang lilin, retak, menitik sia – sia
Batang – batang kaki lumpuh...
Menggeret daging tersayat dosa entah kemana
”Kita ini apa? Kita hidup dimana?”
Menapaki jalan yang masih licin
Pagar baja, pintu besi,
Kabel telepon menjerat kata
”Kita bisa bercakap! Kita ingin apa?”
Hanya menunggu...
Sampai seseorang memukul gongnya
Meniup Sangkakala
Dan menjerit, dan memekik
Menghapus gunung dan menyumbat laut
Melupakan liang beringan maut
“Bebaskanlah kami dari lapar dan dahaga
Bebaskanlah kami dari sakit dan derita
Dan.. Bebaskanlah kami dari yang jahat...
AMIEN...”
Di sudut tangga, 2009
Sampai Dia Memanggilku
Hanya khayalan yang disambung luka
Rasa hampa, kosong dan sendiri
Menyelimuti keinginankuuntuk melangkah
Segala keinginan, harapan dan kebahagiaan
Hilang... pupus ditelan kegelapan
Rasa rendah diri dan keterpurukan
Menggema....
Memebelengguku dalan kurungan penat
Yang dipenuhi dengan kebusukan – kebusukan
Yang mencekik kerongkonganku
Sesak......
Pasir kelabu yang pahit
Yang menunjukkan kegagalan
Dan ketidak mampuanku
Membuatku semakin jatuh...
Semakin tidak menginginkan keberadaan diriku
Kamuflase....
Kamuflase dari segala penyiksaan
Penjara...
Kesedihan....
Kepicikan....
Menunggu dan terdiam di sudut
Sampai dia memanggilku....
Meja belajar, 2009
Untuk Realita Gapus
Berawal dari senandung sajak putih
Wahai pemuda – pemuda sastra
Berkumpul, membingkai dan berabadi dalam seni
Dua dekade sudah seni menggema
Melaraskan petikan – petikan puisi terbelenggu otak
Mengentaskan benih – benih sastra di samudra
Dua dekade sudah seni menggema
Menghidupkan kembali menit – menit yang bersembunyi
Bukan sekedar berteriak dan berpura
Sua dekade sudah seni menggema
Wahai pemuda – pemuda sastra
Dan untuk realita Gapus
Di sudut tangga, 2009
SEMU
Semua hanyalah semu
Keakraban... pembicaraan.... semu...
Pengetahuan semu...
Kursi – kursi, meja – meja dan tas
Perantara semu yang menyambungkan
Antara kesemuan satu dan kesemuan lain
Tapi beberapa detik yang semu ini
Dapat abadi dalam pikiranku
Kesendirian yang semu ini
Kurawat dalam – dalam
Dalam kotak disudut hatiku
Kubingkai dengan indah
Dalam bingkai pengalaman
Dalam kelas, 2009
PUISI
Puisi...
Otak...
Kata...
Kosong....
Mati....
Depan komputer, 2009
No comments:
Post a Comment