Saturday, November 21, 2009

sakit, pergi, perjuangan, dan perjalanan panjang...

masih mengenai dosen eigo yang saya sukai. Semua berjalan lancar, menurut dosen saya itu. Dia berhasil meyatakan cintanya pada fakultas tetangga dan diterima dengan sukses... hal yang membuat saya kosong selama satu minggu...

Dan kini saat saya mulai merasa baikan, terjadi lagi hal yang menyakitkan. Jadi ceritanya saya sedang mendatangi acara ulang tahun universitas saya di salah satu mall besar di kota saya. Saya senang?? tentu saja!! Saya mencoba menikmati tiap keadaan yang ada. Jujur saya mulai melupakan rasa sakit yang saya rasakan. Dan saya berharap bisa melupakan segala tetek bengek tentang sensei saya ini.

Tapi ternyata Tuhan tak mengijinkan saya untuk bahagia dulu, dengan sempurnanya daya berhasil berpapasan dengan dosen aigo saya. Dan hebatnya lagi, saya melihat dia bergandengan tangan dengan mahasiswi fakultas sebelah. Kepala saya langsung nyut nyutan.... dada saya terasa sesak... saya tidak bisa memikirkan apapun... terasa sekali bahwa nafas saya memburu... saya berusaha menahan air yang ingin terus mengalir dari mata saya... saya takut... lebih tepatnya saya panik dalam kebekuan.

Tapi dengan bodoh dan tololnya, seorang temang saya yang sama sekali tidak mau mengerti perasaan orang meminta saya untuk mengantarnya pulang. Saya (dengan nafas terengah yang belum bisa saya normalkan) meminta untuk menunggu sebentar. Tapi teman bodoh saya memaksa saya mengantarnya pulang dengan alasan dimarahi mama dan sakit perut dan dadanya sesak dan entah apa lagi.

Akhirnya, karena memang saya berkewajiban (sebenarnya tidak dia yang numpang) untuk mengantarkannya pulang. Dengan berlagak dia yang benar dan saya yang salah, dia jalan di depan dengan terburu (entah gimana dia bisa jalan secepat itu, padahal tadi dia bilang sakit perut dan dadanya sesak). Wateva!!! saya tidak peduli... kepala saya masih dipenuhi dengan genggaman tangan mereka berdua.

Malamnya, saya baru bisa tidur jam setengah empat pagi. Untungnya ada seorang teman yang mau menemani saya smsan. Jadi saya tidak terlalu melongo malam (atau pagi) itu. Saya bangun lagi jam setengah enam pagi dan melakukan kegiatan seperti biasa... Atau lebih tepatnya mencoba melakukan kegiatan seperti biasa....

Hari itu, tepatnya hari sabtu... saya ada seminar photo shop. Tapi lagi - lagi Tuhan tak mengijinkan saya melihat kebahagiaan. Saat saya sedang buka fesbuk, saya melihat status dosen eigo saya...

"My Heart Was Locked"

dan dia mengganti statusnya dengan in a relantionship... Keadaan malam sebelumnya kembali saya rasakan. Dan yang membuat lebih parah, saat itu saya sendirian (waktu malam sebelumnya saya bersama teman2 saya yang mencoba menenangkan saya) akhirnya, saya memutuskan untuk kabur (atau ijin pulang) dari seminar itu. Saya melesat ke mall tempat acara universitas saya berlangsung (acaranya seminggu). Disana dengan tepatnya ternyata teman saya merasakan hal yang sma dengan saya.

dia Sedang digantung dengan orang yang dia sukai. Dan sekarang waktunya teman saya merasakan diacuhkan. Akhirnya kami memutuskan untuk berkelana di mall terbesar di kota saya itu.

Kami mau naik ke lantai paling atas di mall itu. Banyak cara yang kami lakukan, menaiki tangga dampai di pintu ternyata pintunya dikunci. Pakai lify, ternyata ada pak satpam yang jaga. Akhirnya kami lewat tempat parkir dan berputar2 mencari jalan menuju tempat parkir paling atas.

Akhirnya kami berhasil sampai di atap, dan entah kenapa ada kepuasan tersendiri. Saya berteriak - teriak memanggil orang yang lalu - lalang di bawah (dan tentu saja mereka tidak dengar). Walau ada juga yang menjawab teriakan saya. Pak tukang bangunan yang sedang membuat rumah di sebelah mall itu.

Setelah berapa lama, saya dan teman saya memutuskan untuk turun dengan melewati tangga darurat. Dari lantai sembilan menuju lantai lima. Sangat lelah. Pada saat kami sampai di lantai lima, teman saya berhenti dengan wajah yang sangat kaget. Saya melongok untuk melihat apa yang teman saya ihat. Sebuah tubuh wanita terbujur kaku di sudut tangga darurat. Sontak di otak saya mengingat kembali, pernah ada berita pembunuhan spg oleh satpam mall, dan mayatnya disembunyikan di tangga darurat.

Di otak saya sudah terbayang headline koran "Dua Mahasiswi Universitae Airlangga Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sastra Jepang menemukan Seongok Mayat di Tangga Darurat Di salahSatu Mall Terbesar Di Surabaya". Kringat dingin menetes di pelipis wajah saya.

Tapi, ternyata oh ternyata... wanita itu membuka metanya, terlihat sekali kotoran mata masih terselip siujung matanya. Ternyata dia hanya tidur. Saya benar - benar ingin roll depan dari kampus B ke kampus C pada saat itu saking jengkelnya. Dan hebatnya agi setelah saya melewati mayat palsu di ujung tangga itu, masih ada lagi mayat palsu yang barubangun si ujug tangga lain. Gosh... ini asrama pegawai????

Tapi saya seharusnya berterimakasih dengan mayat palsu di ujung tangga itu. Karena berkat dia saya berhasil melupakan masalah saya. Dengan pindah fokus membicarakan kebodhan saya dan teman saya yang mengira merekan benar - benar mati.

Sekarang, lagi - lagi saya mencoba untukbangkit. Mencoba mengatasi masalah pertama saya ini. Saya akan terus berusaha sampai saya mapu mengucapka "selamat" pada dosen eigo saya kelak.

Monday, November 16, 2009

Masih Dalam Perjuangan...

hari ini 16 November 2009 tepatnya hari senin tepatnya lagi jam 13.27 (menurut jam di hand phone saya)

untuk pertama kalinya saya membolos pelajaran eigo yang sebelumnya saya yakin tidak akan absen dari kelas itu. Saya memang menyaddari mencampur adukkan perasaan pribadi dengan kuliah sungguh tidak boleh dilakukan. Tapi mau bagaimana lagi, saya tidak bisa mengubah perasaan saya. Saat ini saya masih belum bisa melihat wajah berbinarnya, dan saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada saya jika melihatnya di saat saya sedang belajar merangkak dari jatuh ke lubang yang amat dalam.

Saat ini adalah sesi melacur (melakukan curhat) saya, jadi begini ceritanya. Dengan bodohnya saya jatuh cinta dengan dosen bahasa inggris di kampus saya. Yaaah, memang awalnya saya hanya main - main dan untuk sekedar fans - fansan. kebetulan muka dosen saya in mirip dengan salah satu idola yang saya sukai. tapi entah mengapa, saya tiba - tiba saja menjadi benar - benar menyukainya. Saya mulai menyadari perasaan saya saat seorang teman saya yang ibunya adalah dosen bekata.

"Kalo mama, misalnya tahu ada mahasiswa yang suka sama dia bakal menjauhi mahasiswanya itu."

Dan keadaan saya yang dibilang ngefans atau suka dengan dosen saya ini sudah diketahui teman - teman sekelas saya. Mendengar kata - kata teman saya itu rasanya seperti ada yang "clekiiit" di dada saya. Kepala saya langsung pusing, saya tidak dapat memikirkan apapun. Waktu itu saya sedang kumpul - kumpul dengan teman - teman sehobi (k-popers) saya.. tapi seakan - akan saya sendirian di dunia asing yang belum pernahsaya pijak.

Sesampainya di ruma, kata - kata itu masih terus terngiang di benak saya. "menjauhi" menjauhi berarti anti pati, tidak ingin bertemu, tidak ingin melihat intinya tidak ingin saya ada. Entah memang saya sedang sensitif atau apa, saya langsung menangis sejadinya malam itu. Itulah saat saya menyadari bahwa saya sedang benar - benar "jatuh cinta". dan saya kembali menangis.

Setelah itu banyak yang terjadi, kejadian - kejadian yang membuat saya semakin ingin untuk mendapatkannya.

Hari itu, saya sedang tidur (tertidur lebih tepatnya) dirumah teman saya. Tiba - tiba dia membangunkan saya.

"Kie, bacaen statusnya..."

Saya langsung membaca status dari dosen saya itu...

ANO HI, bla bla bla bla (saya lupa, pakai bahasa jepang... saya benar-benar mahasiswa sastra jepang yang bubntu)

yang intinya." hari itu berdua bertemu, menyatukan cinta mereka"

Setelah membaca dan mengartikannya teman saya langsung meninggalkan saya untuk mandi (memang dia nggak punya perasaan). Saya hanya diam termenung, pikiran saya diisi oleh kata - kata "menyatukan cinta". Tak berapa lama, teman saya kembali dari mandinya. Sekarang giliran saya yang pergi keluar kamar dengan alasan mengambil minu. beberapa sebelum kulkas, saya berhenti. Rasa "Nyuuuuuuut" yang amat sangat menusuk dada saya. Tepat di depan kulkas, saya menaruh gelas diatasnya dan kembali menangis.

Yang entah bagaimana saya memberanikan diri untuk menyapa dosen saya melalui yahoo mesenger. Saat saya tanya.

"Sensei baru jadian ya?"

"Sapa yang jadian?"

"Aku liat di statusnya sensei..."

"Ga jadia, itu cuma ungkapan hati aja..."

Dan saat saya lihat status di YM dan FBnya, bertuliskan "is empty...". Ya, dosen saya di tolak. Dalam hati saya, saya berteriak.... SAVE!!!!


Dan waktu lagi - lagi terus berlanjut. Tepatnya seminggu yang lalu. Saya merasakan sesuatu yang aneh saat melihat dosen saya mengajar. Dia begitu.... bahagia. Entah kenapa saya memiliki feeling yang buruk.

Dan semua terjadi, saat selesai kelas. Saya meminta teman saya membuka FB dari dosen saya (kebetulan dia sedang wifi-an) dan statusnya.

"Berdua di suramadu... keren bangeet..."

Saya langsung terdiam. kali ini prosesnya sangat cepat. Kepala saya langsung nyut - nyutan. Teman - teman saya yang ada di situ (kebetulan cowok semua) langsung menenangkan saya. Saya terdiam, mencoba berdiri, berjalan dengan terengah - engah ke kamar mandi. Langsung saja saya buka pintu pertama yang bisa kumasuki. Setelah saya mengunci pintu kamar mandi, saya langsung meringkuk di pojokan. Menetralisir rasa sakit di kepala, dada saya, bahkan sekujur tubuh saya. Saya ingin menangis, tapi mata saya kering, sepertinya air mata saya sudah habis atau semacamnya. Saya hanya berteriak lirih, yang membuat tenggorokan saya sangat sakit.

Keesokannya, saya masuk kuliah seperti biasa. Duduk dengan teman - teman di balkon dua setengah seperti biasa, mendengarkan mp3 dari handphone saya seperti biasa. Saya beruasa agar se"seperti biasa" mungkin. saat saya dengan lagu Dewi Lestari (yang selama ini selalu saya skip kalau saya mendengarkan mp3 dr HP saya) yang berjudul "Curhat Buat Sahabat" begini liriknya :

Sahabatku
Usai Tawa Ini

Izinkan aku Bercerita

Telah Jauh
ku Mendaki

Sesak Udara Di Atas Puncak Khayalan

Jangan Sampai Kau Di Sana

Telah Jauh
ku Terjatuh

Pedihnya Luka Di Dasar Jurang Kecewa

dan Kini Sampailah
aku Disini

Yang Cuma Ingin Diam
Duduk Di Tempatku

Menanti Seorang Yang Biasa Saja

Segelas Air Di Tangannya
Kala Kuterbaring Sakit

Yang Sudi Dekat
Mendekap Tanganku

Mencari Teduhnya Dalam Mataku

dan Berbisik Pandang Aku
Kau Tak Sendiri


Oh Dewiku

dan Demi Tuhan
Hanya Itulah Yang

itu Saja Kuinginkan

Sahabatku
Bukan Maksud Hati Membebani


Tetapi

Telah Lama
Kumenanti

Satu Malam Sunyi Untuk Kuakhiri

dan Usai Tangis Ini
aku Kan Berjanji

Untuk Diam
Duduk Di Tempatku

Menanti Seorang Yang Biasa Saja

Segelas Air Di Tangannya
Kala Kuterbaring Sakit

Menentang Malam
Tanpa Bimbang Lagi

Demi Satu Dewi Yang Lelah Bermimpi

dan Berbisik Selamat Tidur
Tak Perlu Bermimpi Bersamaku

Wahai Tuhan
Jangan Bilang Lagi itu Terlalu Tinggi

Saya tidak bisa menahan dorongan dari mata saya. Seperti sungai yang akan meluber. Saya langsung lari ke lantai tiga (yang sangat sepi) dan menangis. Terus menangis. Terisak. Lalu kembali menangis. Dan tangisan saya semakin keras.

Untuk pertama kalinya saya menangis demi laki-laki. Dan entah saya harus mensyukuri atau mengecam perasaan saya ini. Saat ini, saya sedang tertatih - tatih. berusaha merangkak manuju saya yang dulu. Berharap agar saya bisa berjalan dan berlari kencang lagi. Yang pasti saat ini, saya memberikan tembok tebal untuk hati saya. Mementalkan perasaan - perasaan yang semacam itu lagi. Entah sampai kapan.

Monday, November 9, 2009

Awal yang kosong....

Apa kamu tahu...

jika ada sebuah lingkaran yang benar - benar ingin kau masuki tapi bahkan lingkaran itu terlalu silau untuk kau lihat...
lingkarang yang begitu jauh... yang sama sekali tak bisa kau sentuh...
kau sama sekali tak bisa berjalan kearahnya...

kakimu dirantai oleh rantai besi berduri yang jika kau menjalankan kakimu selangkah saja kau bisa menghancurkan kakimu...
dan parahnya lagi, di atas lingkaran itu tertulis namaku dengan darah busuk yang bahkan setanpun tak sudi mendekatinya...

seperti tulisan "Dilarang Masuk untuk yang bersandal jepit"

lingkaran yang begitu jauh....

kenapa? kenapa? kenapa?

Tuhaaaaaaannn.....
Aku tak pernah meminta sekalipun kau memebirak sesuatu yang dikatakan orang lain "indah" ini padaku...
Aku bahkan tak pernah membesitkan permintaan ini sekalipun....

kenapa tak kau biarkan saja aku hanyut dalam dunia mimpiku yang indah selamanya....

Apa sebegitunya Kau membenciku....

Aku tak pernah mencaciMu Tuhan
Aku tak pernah menyebut namaMu dengan merndahkanmu...
Aku selalu mengagungkanMu...

Aku tahu mungkin memang jarang aku datang padaMu untuk sekedar "absen"

dan ini yang kau berikan padaku....

kau berikanku sebuah lingkaran yang begitu undah dan menggiurkan

yang bahkan aku rela untuk menangis...
untuk tenggelam dalam airmataku...
untuk menggantikan oksigen yang begitu nikmat dengan amonia yang menyakitkan untuk kuhirup sampai akhir hidupku...
hanya untuk sekedar menyentuh lingkaran itu...

aku rela untuk memotong urat nadiku...
untuk mengoyak kulitku...
merogoh jantungku dan mengeluarkannya dari dadaku....
menggorok kerongkonganku hingga kepalaku menggelinding di sudut ruangan...
jika aku bisa memasuki lingkaran itu...

tapi.... bahkan saat ini lingkaran itu tak mampu untuk kulihat....
lingkaran itu memilih orang lain yang sama menyilaukannya dengan lingkaran yang kuidam - idamkan selama ini....

Aku masuk kedalam ruangan kosong...
yang bahkan tak ada udara di dalamnya...
aku masuk ruangan gelap...
yang hampa dan tidak ada sesuatu yang ada dan bisa kurasakan di dalamnya...

kurasakan sesuatu mencabik tbuhku...
menyedot seluaruh darah dalam tubuhku....
membakar tiap- tiap sel dalam dagingku....
menghunuskan belati panas tepat ditengah jantungku...
tapi tubuhku utuh...
hanya rasa sakit yang bahkan tak bisa kubayangkan selama aku hidup di dunia ini yang kurasakan...

Tuhaaaan....
kenapa? kenapa? kenapa?

aku menyembahmu untuk memohon ampun...
aku hanyalah benda busuk yang lebih busuk dari muntahan tikus...

yang hanya bisa mengeluh padaMu...

tapi saat ini Tuhan...
sungguh ingin kuminta padaMu...

Biarkan aku tak bisa merasakan apapun untuk sesaat...
saat ini saja....
kumohon....
kumohon....

AMIIIEEN...